Rancak Media – JAKARTA. Harga emas kini berada dalam fase konsolidasi, bergerak stabil setelah mengalami lonjakan signifikan pada paruh pertama tahun 2025. Kondisi ini tampak jelas pada kinerja PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang masih belum mampu menembus kembali rekor tertinggi yang terakhir dicapai pada 22 April lalu.
Per Minggu (22/6), harga emas batangan Antam tercatat di level Rp 1.942.000 per gram. Angka ini memang menunjukkan penurunan sebesar 0,91% dalam sepekan terakhir. Namun, secara year-to-date (YTD), harga emas Antam masih membukukan kenaikan impresif mencapai 26%. Koreksi serupa juga terjadi di pasar spot, di mana harga emas global melemah 1,60% dalam sepekan ke posisi US$ 3.368,3 per ons troi.
Menurut Eko Endarto, Perencana Keuangan Finansial Consulting, koreksi harga emas yang terjadi saat ini sebagian besar disebabkan oleh aksi ambil untung atau profit taking yang dilakukan oleh investor spekulan. Fenomena ini muncul terutama setelah eskalasi ketegangan geopolitik akibat serangan Israel ke Iran dua pekan sebelumnya. Eko menilai, jika Amerika Serikat benar-benar terlibat langsung dengan menyerang Iran, potensi penguatan emas sebagai aset safe haven akan semakin besar.
Melihat kondisi pasar yang fluktuatif, Eko menyarankan investor yang sudah memiliki investasi emas untuk tetap mempertahankan kepemilikannya. Mereka disarankan untuk mencermati arah perkembangan konflik di Timur Tengah sebelum mengambil keputusan lebih lanjut. Sementara itu, bagi investor yang berencana melakukan pembelian, disarankan untuk melakukannya secara bertahap, sembari terus memantau dinamika pasar yang ada.
Pandangan senada disampaikan oleh Lukman Leong, Analis Doo Financial Futures. Menurutnya, pasar masih menantikan kejelasan dari negosiasi tarif dan arah geopolitik global, sehingga investor sebaiknya menahan posisi terlebih dahulu. Lukman menegaskan bahwa koreksi harga ini lebih dominan disebabkan oleh aksi profit taking. Mengingat reli harga emas sebelumnya yang sangat tinggi, koreksi semacam ini dinilai sebagai hal yang wajar dalam pergerakan pasar.
Di sisi lain, Sutopo Widodo, Presiden Komisioner HFX International Berjangka, menilai pergerakan harga emas saat ini juga dipengaruhi oleh faktor makroekonomi global yang kompleks. Penguatan dolar AS dan ketidakpastian geopolitik yang berkelanjutan menjadi penahan laju kenaikan harga emas. Ia menambahkan, keputusan The Fed yang mempertahankan suku bunga di level 4,25%–4,50% pada Juni lalu turut membuat emas cenderung kurang menarik dibandingkan aset berisiko lain yang menawarkan imbal hasil lebih tinggi.
Namun demikian, Sutopo tetap optimistis bahwa prospek emas masih memiliki peluang untuk menguat dalam jangka pendek. Optimisme ini didasari oleh ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh The Fed di masa mendatang serta tingginya tensi geopolitik yang belum mereda. “Sampai akhir tahun ini prospeknya masih positif. Emas tetap menjadi instrumen investasi yang cocok untuk jangka menengah hingga panjang, meskipun fluktuasinya cukup tinggi,” jelas Sutopo. Ia memproyeksikan harga emas Antam dapat bergerak di rentang Rp 2.300.000–Rp 2.400.000 per gram hingga akhir tahun.
Adapun Lukman Leong memiliki proyeksi yang sedikit berbeda namun tetap positif. Ia memperkirakan harga emas Antam akan bergerak di kisaran Rp 2.100.000–Rp 2.150.000 per gram hingga akhir tahun 2025.
Ringkasan
Harga emas kini berada dalam fase konsolidasi setelah mengalami lonjakan signifikan pada awal tahun 2025. Per 22 Juni, harga emas Antam tercatat Rp 1.942.000 per gram, meskipun secara year-to-date masih membukukan kenaikan impresif sebesar 26%. Koreksi ini terutama disebabkan oleh aksi ambil untung investor serta faktor makroekonomi global seperti penguatan dolar AS dan suku bunga The Fed yang stabil.
Meskipun terjadi koreksi, para analis tetap optimistis terhadap prospek emas, melihatnya sebagai aset safe haven yang berpotensi menguat. Kenaikan harga emas di masa depan didorong oleh ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh The Fed dan tensi geopolitik yang berkelanjutan. Investor disarankan untuk mempertahankan kepemilikan emas atau membeli secara bertahap sambil memantau dinamika pasar. Proyeksi harga emas Antam hingga akhir tahun bervariasi antara Rp 2.100.000 hingga Rp 2.400.000 per gram.