Rancak Media JAKARTA. PT Primadaya Plastisindo Tbk (PDPP), emiten industri plastik kemasan, siap membagikan dividen tunai kepada para pemegang sahamnya. Dari laba bersih tahun buku 2024, PDPP mengalokasikan dividen sebesar Rp 3,57 miliar, yang setara dengan Rp 1,17 per saham.
Keputusan pembagian dividen ini merupakan hasil Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang diselenggarakan pada Rabu (18/6). Para investor perlu mencatat jadwal penting: akhir periode perdagangan saham dengan hak dividen (cum dividen) di Pasar Reguler dan Negosiasi jatuh pada 26 Juni 2025, sementara cum dividen di Pasar Tunai dijadwalkan pada 1 Juli 2025.
Total dividen yang dibagikan oleh PDPP mencapai 14,98% dari laba bersih tahun berjalan yang tercatat sebesar Rp 23,83 miliar pada 2024. Menariknya, Primadaya Plastisindo memiliki salah satu pemegang saham terkemuka, yakni Sugianto Kusuma atau yang akrab disapa Aguan, pendiri Agung Sedayu Grup.
Berdasarkan laporan bulanan registrasi pemegang efek per 31 Mei 2025, Aguan tercatat memiliki 5% saham PDPP. Sementara itu, kendali utama Primadaya Plastisindo dipegang oleh Tirto Angesty yang menggenggam 40% saham perusahaan tersebut.
Cek Saham yang Banyak Ditadah Asing Sepanjang Pekan Ini Saat IHSG Anjlok 3,61%
Kinerja & Strategi PDPP
Dalam tinjauan kinerja finansial, pendapatan PDPP pada tahun 2024 mengalami kontraksi 4,39% secara tahunan (yoy), dari Rp 439,90 miliar menjadi Rp 420,55 miliar. Sejalan dengan itu, laba bersih PDPP juga terpangkas 29,87% (yoy), dari Rp 33,98 miliar menjadi Rp 23,83 miliar pada periode yang sama.
Memasuki awal tahun 2025, tren penurunan kinerja PDPP masih berlanjut. Hingga kuartal I-2025, pendapatan perusahaan tercatat turun 17,02% (yoy) dari Rp 127,84 miliar menjadi Rp 106,07 miliar. Kondisi lebih mengkhawatirkan terlihat pada laba bersih tahun berjalan yang anjlok tajam 94% (yoy), dari Rp 8,24 miliar menjadi hanya Rp 495,11 juta. “Kami sudah evaluasi karena secara angka (kinerja kuartal I-2025) kurang memuaskan,” ungkap Direktur Utama Primadaya Plastisindo, Kennie Angesty, dalam paparan publik pada Rabu (18/6).
Kennie menjelaskan beberapa faktor utama yang menekan kinerja PDPP pada tiga bulan pertama 2025. Salah satunya adalah transisi produk inti dari galon berbahan Polycarbonate (PC) menuju galon berbahan Polyethylene Terephthalate (PET). Proses transisi ini, sayangnya, masih berdampak pada penurunan omzet sekaligus peningkatan biaya operasional.
Selain itu, kenaikan biaya pada kuartal I-2025 juga menjadi pemicu, termasuk pembayaran Tunjangan Hari Raya (THR) kepada karyawan, yang pada tahun sebelumnya baru tercatat di laporan kuartal kedua. Emiten industri plastik kemasan ini, yang juga sebagian sahamnya dimiliki oleh Aguan, juga sedang dalam proses ekspansi produk daur ulang. PDPP berambisi untuk meningkatkan penjualan produk daur ulang seperti PC Flakes, PC Pellets, dan PET Flakes.
“Kami akan bekerjasama dengan mitra-mitra untuk mendaur ulang galon-galon PC yang ada di pasar, seiring berjalannya pergantian ke galon PET,” terang Kennie, menegaskan komitmen Primadaya Plastisindo pada keberlanjutan.
Dengan optimisme, Kennie meyakini bahwa PDPP dapat memperbaiki kinerjanya di sisa tahun ini. Salah satu pendorong utama adalah transisi penuh dari galon PC ke PET, yang diperkirakan mampu mendongkrak margin kotor sekitar 4,6%. Strategi lain yang ditempuh meliputi peningkatan kapasitas produksi melalui pembelian mesin baru dan penambahan kapasitas gudang penyimpanan.
Meskipun telah memaparkan strategi untuk mengungkit kinerja, Kennie belum merinci target pasti perbaikan pendapatan maupun laba bersih yang ingin dicapai Primadaya Plastisindo pada tahun ini. “Kami mengharapkan omzet bisa rebound dengan gross margin yang lebih tinggi dibandingkan 2024. Secara persentase masih kami taksir, karena juga ada divisi recycling yang cukup menjanjikan. Kami masih estimasi untuk peningkatan omzet dan margin di 2025,” jelas Kennie.
Demi memuluskan rencana bisnisnya, PDPP mengalokasikan belanja modal (capex) sekitar Rp 30 miliar untuk tahun ini. Anggaran capex ini dialokasikan untuk investasi pada mesin dan alat-alat pendukung, serta untuk ekspansi infrastruktur pada enam fasilitas yang dimiliki perusahaan. Selain itu, PDPP juga mengucurkan investasi signifikan untuk membangun gudang baru di Kabupaten Tangerang, yang akan menunjang proses bisnis daur ulang. Hingga kuartal I-2025, Primadaya Plastisindo telah merealisasikan capex sekitar Rp 6,1 miliar, atau setara 20,33% dari total anggaran belanja modal tahun ini.
Perusahaan Galangan Kapal DKB Bukukan Pendapatan Rp 540 Miliar pada 2024
Ringkasan
PT Primadaya Plastisindo Tbk (PDPP) akan membagikan dividen tunai sebesar Rp 3,57 miliar atau Rp 1,17 per saham dari laba bersih tahun buku 2024. Keputusan ini diambil berdasarkan RUPST pada 18 Juni, dengan tanggal cum dividen di Pasar Reguler dan Negosiasi pada 26 Juni 2025. Dividen yang dibagikan mencapai 14,98% dari laba bersih 2024 senilai Rp 23,83 miliar. Sugianto Kusuma atau Aguan, pendiri Agung Sedayu Grup, tercatat memiliki 5% saham PDPP.
Kinerja PDPP mengalami kontraksi pada 2024 dan kuartal I-2025, dengan laba bersih kuartal I-2025 anjlok 94%. Penurunan ini disebabkan transisi produk dari galon Polycarbonate (PC) ke Polyethylene Terephthalate (PET) serta kenaikan biaya operasional. Untuk memperbaiki kinerja, PDPP berencana mengoptimalkan transisi produk, memperluas penjualan produk daur ulang, dan meningkatkan kapasitas produksi. Perusahaan mengalokasikan belanja modal sekitar Rp 30 miliar pada 2025 untuk mendukung rencana bisnisnya.