Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Friderica Widyasari Dewi, menekankan krusialnya peran media massa dalam meningkatkan literasi keuangan masyarakat. Inisiatif ini tidak hanya bertujuan untuk mendorong kesejahteraan masyarakat, tetapi juga membentengi mereka dari berbagai risiko keuangan.
Friderica menegaskan bahwa kolaborasi dengan media massa adalah esensial dan harus dijalankan secara berkelanjutan. Sinergi ini diharapkan mampu mengakselerasi peningkatan literasi dan inklusi keuangan, yang pada gilirannya akan menjadi motor penggerak pertumbuhan ekonomi nasional dan mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh lapisan masyarakat.
“Kami mendorong peran aktif media massa untuk menjadi agen literasi keuangan masyarakat serta memberikan edukasi keuangan yang informatif dan berimbang,” ujar Friderica saat membuka kegiatan “Diskusi dan Training of Trainers (ToT): OJK Penggerak Duta Literasi Keuangan Indonesia (OJK PEDULI) bagi Media Massa” di Jakarta pada Senin (16/6) lalu.
Dalam pandangannya, media massa memiliki jangkauan yang luas dan kredibilitas sebagai sumber informasi, menjadikannya pilar penting dalam upaya peningkatan literasi dan inklusi keuangan masyarakat. Lebih dari itu, peran media sebagai Duta Literasi Keuangan juga dianggap vital dalam mendukung aspek pelindungan konsumen, mengingat melonjaknya kasus kejahatan di sektor jasa keuangan saat ini.
Berbagai modus penipuan atau scamming, seperti phishing, skimming, dan love scam, telah banyak merugikan masyarakat. Ancaman ini diperparah dengan maraknya investasi ilegal dan pinjaman online (pinjol ilegal) yang terus memakan korban.
Menanggapi tantangan tersebut, Pelaksana Tugas Kepala Departemen Literasi, Inklusi Keuangan dan Komunikasi OJK, M. Ismail Riyadi, menjelaskan bahwa duta literasi keuangan yang dibentuk OJK diharapkan dapat berperan sebagai pengajar edukasi keuangan. Mereka akan menyalurkan pengetahuan ini di berbagai komunitas maupun melalui platform media sosial.
Materi edukasi keuangan yang disampaikan dirancang untuk meningkatkan pemahaman masyarakat dalam memanfaatkan produk dan layanan sektor jasa keuangan secara bijak. Tujuannya adalah agar masyarakat dapat terhindar dari praktik penipuan dan skema keuangan yang tidak benar.
“Duta literasi keuangan akan membekali masyarakat dengan bekal pengetahuan, keterampilan, dan perilaku keuangan yang krusial. Ini demi mendukung kesejahteraan keuangan mereka, serta mendorong perilaku keuangan yang sehat, seperti menabung, berinvestasi, dan mengelola keuangan dengan baik,” tambah Ismail.
Data OJK menunjukkan kemajuan signifikan. Hingga periode April s.d. Juni 2025, tercatat sebanyak 3.462 Duta Literasi Keuangan telah terdaftar dalam sistem OJK PEDULI. Program OJK PEDULI ini melibatkan berbagai pihak, termasuk perencana keuangan bersertifikat (Certified Financial Planner/CFP), anggota organisasi massa perempuan, mahasiswa, penyuluh agama, dan berbagai elemen masyarakat lainnya.
Ringkasan
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menekankan pentingnya peran media massa dalam meningkatkan literasi keuangan masyarakat untuk mendorong kesejahteraan dan melindungi dari risiko penipuan. Kolaborasi berkelanjutan dengan media dianggap esensial untuk mempercepat literasi dan inklusi keuangan nasional. Media diharapkan menjadi Duta Literasi Keuangan, memanfaatkan jangkauannya yang luas untuk mengedukasi publik. Hal ini krusial mengingat maraknya kasus penipuan keuangan, investasi ilegal, dan pinjaman online ilegal.
Untuk mengatasi tantangan tersebut, OJK membentuk “Duta Literasi Keuangan” melalui program OJK PEDULI, yang juga melibatkan media. Para duta ini bertugas memberikan edukasi keuangan guna membekali masyarakat dengan pengetahuan dan keterampilan agar terhindar dari praktik penipuan serta mengelola keuangan dengan bijak. Hingga periode April hingga Juni 2025, sebanyak 3.462 Duta Literasi Keuangan telah terdaftar, melibatkan berbagai elemen masyarakat untuk menyebarkan informasi.