Rancak Media JAKARTA. Peningkatan ketegangan geopolitik pasca serangan Israel terhadap Iran telah secara signifikan mendongkrak prospek aset safe haven. Fenomena ini, yang dikenal sebagai ‘flight to quality‘, mendorong investor mencari perlindungan di tengah ketidakpastian pasar global.
Kenaikan paling mencolok terlihat pada harga emas, yang berdasarkan data Trading Economics, melonjak 1,36% menjadi US$ 3.432 per ons troi pada Jumat (13/6). Angka ini bahkan berhasil menembus rekor tertinggi sebelumnya di US$ 3.431 per ons troi, yang tercatat pada 5 Mei 2025. Tak hanya emas, dolar AS pun turut menguat. Indeks dolar (DXY) mengalami peningkatan 0,27% mencapai level 98,18, semakin memperkuat posisinya sebagai salah satu safe haven pilihan.
Presiden Komisioner HFX International Berjangka, Sutopo Widodo, mengonfirmasi bahwa eskalasi konflik antara Israel dan Iran menjadi pendorong utama di balik kinerja impresif aset-aset safe haven ini. Namun, ia mengingatkan bahwa masa depan prospek aset-aset tersebut akan sangat bergantung pada sejauh mana konflik ini bereskalasi.
Aset Safe Haven Masih Jadi Pilihan Investor
Menjelaskan lebih lanjut, Sutopo Widodo menyatakan bahwa jika ketegangan geopolitik terus memanas atau bahkan meluas, permintaan terhadap aset safe haven akan tetap tinggi. Sebaliknya, apabila situasi mereda tanpa eskalasi lebih lanjut, efek ‘safe haven‘ kemungkinan akan berkurang, dan pasar akan kembali mengalihkan fokusnya pada fundamental ekonomi global.
Selain faktor geopolitik, Sutopo juga menyoroti sejumlah katalis lain yang secara konsisten mendorong kinerja aset safe haven. Faktor-faktor ini mencakup kekhawatiran akan perlambatan ekonomi global atau potensi resesi, kebijakan moneter bank sentral yang cenderung melonggar, volatilitas pergerakan mata uang, serta risiko sistemik yang mengancam stabilitas pasar keuangan. Seluruh elemen ini secara kolektif memicu fenomena ‘flight to quality‘, di mana investor secara aktif mencari perlindungan pada aset-aset yang dianggap lebih aman dan stabil di masa ketidakpastian.
Meskipun dolar AS sempat menghadapi tekanan dari ketidakpastian kebijakan domestik dan data ekonomi yang melunak, peningkatan tensi geopolitik global justru mendorong prospeknya dalam jangka pendek hingga menengah. Status dolar AS sebagai mata uang cadangan global utama dan aset safe haven yang sangat likuid menjadikannya tujuan utama bagi modal yang mencari keamanan di tengah krisis.
Harga Emas Terus Pecahkan Rekor: Investor Bingung atau Cari Aman?
Sutopo menambahkan bahwa penguatan dolar AS ini bisa sangat signifikan, bahkan mampu mengesampingkan sementara tekanan dari fundamental ekonomi. Namun, ia mengingatkan, jika ketegangan mereda, fokus pasar akan kembali beralih pada data ekonomi AS dan kebijakan domestik, yang pada gilirannya dapat kembali memengaruhi nilai tukar dolar AS.
Mengingat kondisi geopolitik yang masih memanas, Sutopo merekomendasikan investor untuk mempertimbangkan peningkatan kepemilikan pada aset safe haven. Langkah ini dinilai krusial sebagai bagian dari strategi mitigasi risiko dan diversifikasi portofolio investasi.
Ia menilai emas tetap menjadi pilihan klasik yang sangat relevan karena nilai intrinsiknya yang terbukti tangguh di tengah ketidakpastian. Selain emas, obligasi pemerintah negara maju, khususnya US Treasuries, juga dipandang sebagai aset yang sangat aman dan stabil untuk melindungi nilai aset.
Aset Safe Haven Jadi Buruan, Harga Emas Cetak Rekor Tertinggi Lagi
Dari perspektif mata uang, dolar AS, Franc Swiss, dan Yen Jepang juga diidentifikasi sebagai pilihan menarik untuk dijadikan safe haven. Sutopo menutup sarannya dengan menegaskan pentingnya bagi investor untuk terus memantau perkembangan pasar dan menyesuaikan strategi investasi sesuai dengan perubahan kondisi yang terjadi.
Ringkasan
Peningkatan ketegangan geopolitik, terutama antara Israel dan Iran, telah secara signifikan mendorong permintaan aset safe haven. Fenomena ‘flight to quality‘ ini menyebabkan harga emas melonjak mencapai rekor tertinggi US$3.432 per ons troi dan dolar AS menguat. Eskalasi konflik menjadi pendorong utama di balik kinerja impresif aset-aset aman seperti emas dan dolar AS.
Masa depan prospek aset safe haven sangat bergantung pada sejauh mana konflik bereskalasi; jika memanas, permintaan akan tetap tinggi, namun jika mereda, fokus pasar akan kembali ke fundamental ekonomi. Selain itu, faktor seperti perlambatan ekonomi global juga mendorong permintaan ini. Investor disarankan untuk meningkatkan kepemilikan aset safe haven seperti emas, obligasi pemerintah, dolar AS, Franc Swiss, dan Yen Jepang sebagai strategi mitigasi risiko dan diversifikasi portofolio.