Rancak Media – JAKARTA. Pasar kripto kembali menari mengikuti irama yang tak terduga. Setelah pengumuman data inflasi konsumen (CPI) Amerika Serikat (AS) untuk bulan Mei 2025 yang menunjukkan kenaikan tipis 0,1% secara bulanan, volatilitas kembali menghantui.
Namun, bukan hanya data inflasi yang menjadi pemicu. Pernyataan Presiden AS Donald Trump mengenai rencana kenaikan tarif impor kembali menghidupkan kekhawatiran di kalangan pelaku pasar.
Secara rinci, inflasi tahunan AS berada di angka 2,4%, sedangkan inflasi inti, yang tidak memasukkan unsur makanan dan energi, tercatat 2,8%.
Fahmi Almuttaqin, seorang analis dari Reku, berpendapat bahwa tekanan inflasi saat ini masih dalam batas yang terkendali.
Siapa Pengendali Bitcoin? Saat Ini, Hanya 216 Entitas yang Menguasai 30% Pasokan BTC
Kendati demikian, Fahmi mengingatkan potensi lonjakan inflasi dalam beberapa bulan ke depan. Hal ini seiring dengan dampak kebijakan tarif impor baru yang digagas pemerintahan Trump yang diperkirakan mulai terasa.
“Dampak tarif saat ini belum sepenuhnya terasa karena banyak peritel masih menjual stok lama sebelum tarif diberlakukan,” jelas Fahmi, pada hari Jumat (13/6).
Lebih lanjut, ia menambahkan bahwa pemerintah AS juga tengah berupaya menekan perusahaan-perusahaan besar untuk menahan laju kenaikan harga.
Namun, para ekonom memprediksi bahwa efek tarif akan terasa secara bertahap dan berpotensi mendorong inflasi ke tingkat yang lebih tinggi.
Tarif Baru Ancam Stabilitas Pasar
Presiden Trump kembali menegaskan rencananya untuk memberlakukan tarif unilateral terhadap mitra dagang AS dalam satu hingga dua minggu mendatang.
Rencana ini muncul menjelang tenggat waktu 9 Juli 2025, yang merupakan batas waktu pemberlakuan kembali tarif tinggi terhadap sejumlah negara.
“Hal ini dapat semakin menekan pasar,” kata Fahmi.
Hampir Habis! 93,3% Bitcoin Sudah Ditambang, Apa yang Akan Terjadi?
Namun, ia juga mengingatkan bahwa belum ada jaminan bahwa Trump akan konsisten dengan jadwal tersebut, mengingat beberapa tenggat waktu yang sebelumnya diumumkan seringkali ditunda atau bahkan dibatalkan.
“Namun, ketidakpastian ini tetap membebani pasar dan membatasi dampak positif dari sentimen yang ada saat ini,” jelasnya.
Ia mencatat bahwa meskipun inflasi menunjukkan tren yang moderat, penguatan harga aset kripto masih terbatas.
Berdasarkan data real-time dari Coinmarketcap pada hari Sabtu (14/6) pukul 12.11 WIB, harga Bitcoin tercatat sebesar US$ 105.372,77, menguat tipis 0,93% dalam 24 jam terakhir. Sementara itu, Ethereum naik 1,62% ke level US$ 2.550,95.
Pasar Waspadai Sikap The Fed
Saat ini, perhatian investor juga tertuju pada arah kebijakan moneter The Fed dalam pertemuan FOMC yang akan datang.
Harga Bitcoin Sempat Kembali ke Level US$ 110.000, Pasar Domestik Menggeliat
Konsensus pasar saat ini adalah bahwa The Fed diperkirakan akan mempertahankan suku bunga acuannya, sambil terus memantau perkembangan inflasi.
“Jika inflasi tetap terkendali, peluang penurunan suku bunga pada bulan September masih terbuka,” ucap Fahmi.
Namun, ia mengingatkan bahwa tekanan dari Presiden Trump agar The Fed segera memangkas suku bunga dapat berbenturan dengan risiko inflasi yang berpotensi meningkat akibat efek tarif yang tertunda.
Situasi ini akan semakin rumit jika negosiasi dagang antara AS dan China tidak membuahkan hasil positif hingga bulan Agustus.
Strategi Akumulasi Masih Relevan
Di tengah ketidakpastian yang melingkupi pasar, Fahmi menyarankan agar investor tetap waspada, namun tidak perlu bereaksi secara berlebihan.
Ia merekomendasikan pendekatan akumulasi secara bertahap terhadap aset-aset kripto yang memiliki prospek jangka panjang.
“Strategi Dollar Cost Averaging (DCA), yaitu membeli aset secara berkala dalam jumlah tetap, dapat menjadi pilihan rasional untuk menghadapi volatilitas pasar saat ini,” pungkasnya.
Ringkasan
Pasar kripto mengalami volatilitas akibat data inflasi AS yang naik tipis dan ancaman tarif impor dari Presiden Trump. Analis berpendapat inflasi masih terkendali, namun mengingatkan potensi lonjakan inflasi akibat kebijakan tarif baru. Pasar juga mewaspadai sikap The Fed terkait suku bunga, di mana tekanan dari Trump untuk pemangkasan bisa berbenturan dengan risiko inflasi.
Di tengah ketidakpastian, investor disarankan untuk tetap waspada dan menggunakan strategi akumulasi bertahap (Dollar Cost Averaging) terhadap aset kripto dengan prospek jangka panjang. Belum ada jaminan Trump akan konsisten dengan jadwal penerapan tarif, namun ketidakpastian ini tetap membebani pasar. Harga Bitcoin dan Ethereum menunjukkan kenaikan tipis.