Saham Gorengan: Waspada! Ciri-ciri, Risiko, dan Cara Aman Investasi

Ade Banteng

JAKARTA, KOMPAS.com – Istilah “saham gorengan” semakin akrab di telinga seiring pertumbuhan pesat investor ritel di pasar modal Indonesia. Daya pikat keuntungan cepat memang menggiurkan, namun di balik itu, saham gorengan menyimpan risiko tinggi yang bisa berakibat fatal, terutama bagi investor pemula.

Lantas, apa sebenarnya yang dimaksud dengan saham gorengan itu? Dan bagaimana cara mengenali ciri-cirinya agar kita tidak terjebak?

Baca juga: 6 Tips agar Terhindar dari Jebakan Saham Gorengan

Apa Itu Saham Gorengan?

Saham gorengan adalah sebutan untuk saham yang harganya melonjak secara tidak wajar, tanpa didukung oleh fundamental perusahaan yang kuat. Kenaikan harga ini didorong oleh aksi manipulasi yang dilakukan oleh pihak tertentu, yang sering disebut “bandar,” untuk menciptakan permintaan palsu di pasar.

Analogi yang tepat adalah gorengan itu sendiri. Tampilannya menarik dan menggoda selera, namun terlalu sering mengonsumsinya bisa berbahaya bagi kesehatan. Begitu pula dengan saham gorengan, terlihat menjanjikan keuntungan besar, namun berisiko tinggi bagi kesehatan portofolio investasi Anda.

Ciri-ciri Saham Gorengan yang Harus Diwaspadai

Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus aktif memantau saham-saham yang menunjukkan aktivitas tidak biasa atau Unusual Market Activity (UMA). Berikut adalah beberapa ciri-ciri saham gorengan yang perlu Anda waspadai:

Baca juga: Begini Strategi BEI Lindungi Investor dari Saham-saham Gorengan

1. Kenaikan Harga yang Tidak Masuk Akal: Saham gorengan biasanya mengalami lonjakan harga yang sangat cepat dalam waktu singkat. Kenaikannya bisa mencapai puluhan persen hanya dalam beberapa hari, tanpa adanya berita positif atau laporan keuangan yang mendukung.

2. Volume Transaksi yang Tiba-tiba Meledak: Saham dengan kapitalisasi kecil tiba-tiba mencatatkan lonjakan volume transaksi yang signifikan, bahkan melampaui saham-saham blue chip yang lebih mapan.

3. Volatilitas Tinggi: Harga saham bergerak sangat fluktuatif, naik dan turun secara drastis dalam jangka pendek, mencerminkan aktivitas spekulatif yang tinggi.

4. Fundamental Perusahaan Lemah: Emiten yang sahamnya digoreng biasanya memiliki kinerja keuangan yang kurang baik. Perusahaan mungkin sedang merugi, memiliki utang yang besar, atau tidak memiliki rencana ekspansi bisnis yang jelas.

Baca juga: Papan Pemantauan Khusus Bursa Dinilai dapat Menghindarkan Investor dari Praktik Saham Gorengan

5. Masuk Daftar UMA atau Papan Pemantauan Khusus: BEI secara rutin merilis daftar saham yang masuk dalam pengawasan karena pergerakan harganya dinilai mencurigakan. Saham gorengan seringkali masuk dalam kategori ini.

6. Rumor dan Sentimen Tidak Jelas: Pergerakan harga saham sering dikaitkan dengan rumor, berita sensasional, atau informasi yang belum terverifikasi kebenarannya di media sosial dan grup-grup investasi.

Risiko Investasi Saham Gorengan

Investasi pada saham gorengan mengandung risiko yang sangat tinggi. Investor ritel seringkali menjadi korban karena masuk pasar ketika harga saham sudah mencapai puncaknya.

Ketika bandar mulai menjual sahamnya dan harga mulai anjlok, investor yang terlambat keluar akan menderita kerugian yang signifikan.

Baca juga: Tingkatkan Literasi Finansial, Ketahui Ciri-ciri Saham Gorengan dan Blue Chip

Mengutip data dari BEI, hingga akhir tahun 2024, terdapat lebih dari 200 saham yang masuk dalam Papan Pemantauan Khusus. Banyak di antaranya menunjukkan gejala-gejala saham gorengan, seperti lonjakan harga yang tidak didukung oleh fundamental yang kuat.

Selain itu, jumlah investor ritel di Indonesia saat ini telah mencapai lebih dari 8 juta, yang didominasi oleh generasi muda. Fenomena Fear of Missing Out (FOMO) juga mendorong aksi beli tanpa pertimbangan yang matang, sehingga memperbesar potensi kerugian.

Baca juga: Ini Cara Menghindari Reksa Dana “Saham Gorengan”

Tips Menghindari Saham Gorengan

Agar terhindar dari investasi berisiko tinggi seperti saham gorengan, berikut beberapa langkah yang bisa Anda lakukan:

1. Lakukan Analisis Fundamental: Perhatikan laporan keuangan perusahaan, rasio utang, pendapatan, serta rencana ekspansi bisnis emiten.

2. Cek Daftar UMA BEI: Selalu periksa apakah saham yang ingin Anda beli termasuk dalam daftar saham yang sedang dipantau oleh BEI.

3. Pantau Order Book dan Volume Transaksi: Waspadai anomali dalam order beli/jual dan lonjakan volume transaksi yang tidak wajar.

Baca juga: Antisipasi Korban Saham Gorengan, Ini yang Dilakukan BEI

4. Hindari Spekulasi Berlebihan: Jangan membeli saham hanya karena ikut-ikutan atau tergoda oleh rumor di media sosial.

5. Gunakan Prinsip Diversifikasi: Jangan menempatkan seluruh modal Anda pada satu saham, apalagi jika kinerjanya belum jelas.

Saham gorengan mungkin menawarkan keuntungan instan, tetapi risikonya sangat besar. Edukasi, riset mendalam, serta disiplin dalam berinvestasi adalah kunci utama untuk terhindar dari jebakan saham gorengan.

Ingatlah, investasi bukan hanya tentang mengejar keuntungan cepat, tetapi juga tentang membangun masa depan finansial yang berkelanjutan.

Ringkasan

Saham gorengan adalah saham yang harganya naik secara tidak wajar tanpa didukung fundamental perusahaan, akibat manipulasi pasar. Ciri-cirinya meliputi kenaikan harga yang tidak masuk akal, volume transaksi yang tiba-tiba meledak, volatilitas tinggi, fundamental perusahaan lemah, masuk daftar UMA BEI, dan pergerakan harga berdasarkan rumor. Risiko investasi pada saham ini sangat tinggi karena harga bisa anjlok tajam setelah bandar menjual sahamnya.

Untuk menghindari saham gorengan, investor perlu melakukan analisis fundamental, memeriksa daftar UMA BEI, memantau order book dan volume transaksi, menghindari spekulasi berlebihan, dan melakukan diversifikasi portofolio. Edukasi dan riset mendalam sangat penting agar terhindar dari jebakan saham gorengan dan membangun investasi yang berkelanjutan.

Baca Juga

Bagikan: