Rancak Media JAKARTA. PT Sinar Terang Mandiri Tbk (MINE) menunjukkan komitmennya dalam memperkuat fondasi bisnis melalui realisasi penggunaan dana hasil penawaran umum perdana saham (IPO). Sejumlah Rp 14 miliar dari dana tersebut telah dialokasikan untuk pembelian aset tetap, meliputi tanah dan bangunan, sebagai bagian dari strategi pertumbuhan jangka panjang Perseroan.
Direktur Utama Sinar Terang Mandiri, Ivo Wangarry, menjelaskan bahwa dari total dana bersih hasil IPO yang mencapai Rp129,6 miliar setelah dikurangi biaya emisi, Perseroan telah secara efektif merealisasikan penggunaan Rp14 miliar untuk akuisisi aset penting tersebut. Sementara itu, sisa dana sebesar Rp115,6 miliar saat ini ditempatkan dalam bentuk giro di Bank Mandiri. “Penempatan dana ini merupakan langkah strategis yang kami lakukan untuk menjaga likuiditas serta fleksibilitas finansial, yang sangat krusial dalam mendukung agenda ekspansi kami di jangka menengah hingga panjang,” ujar Ivo dalam siaran pers, Selasa (10/6).
Pengungkapan detail keuangan ini menjadi salah satu poin penting dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) perdana Perseroan yang diselenggarakan pada hari ini di Jakarta. Selain itu, dalam RUPST tersebut, para pemegang saham juga menyetujui penggunaan laba bersih tahun buku 2024 sebesar Rp306,5 miliar. Laba ini akan disisihkan sebagai dana cadangan dan laba ditahan, mencerminkan keputusan yang selaras dengan visi jangka menengah dan panjang Perseroan untuk memperkuat struktur permodalan demi mendukung ekspansi usaha yang berkelanjutan.
Sebagai bagian integral dari strategi jangka panjang, Ivo Wangarry juga menegaskan komitmen Perseroan untuk memperluas portofolio proyek. Setiap langkah ekspansi dipastikan akan membawa nilai tambah yang signifikan dan memperkuat ketahanan bisnis MINE di masa mendatang. “Kami senantiasa berkomitmen menjaga hubungan profesional yang solid dengan mitra-mitra yang telah terjalin, sembari secara proaktif membuka peluang kemitraan baru yang strategis,” tambahnya.
Wujud konkret dari strategi ini tampak dari kepercayaan yang diberikan kepada MINE untuk menangani proyek-proyek besar. Saat ini, Perseroan telah dipercaya menggarap proyek dari entitas ternama seperti PT Weda Bay Nickel dan PT Hengjaya Mineralindo. Teranyar, MINE juga sedang menjalin kerja sama strategis dengan PT Sulawesi Cahaya Mineral (PT SCM) untuk jasa kontraktor tambang dan pengangkutan (hauling). Inisiatif ini menegaskan fokus Perseroan dalam membangun portofolio proyek yang terdiversifikasi, yang berpotensi besar memberikan kontribusi jangka panjang terhadap kinerja keuangan dan pertumbuhan berkelanjutan Perseroan.
Untuk menopang kelancaran operasional di berbagai proyek strategis ini, PT Sinar Terang Mandiri Tbk kini mengoperasikan hampir 1.000 unit alat berat beserta peralatan pendukung lainnya. Seiring dengan rencana ekspansi yang berkelanjutan, jumlah armada ini diproyeksikan akan terus bertambah. Sebagai bagian dari upaya penguatan armada, Perseroan telah mengalokasikan belanja modal signifikan pada tahun 2025 yang secara khusus difokuskan untuk pengadaan alat berat baru.
“Kapasitas alat berat merupakan salah satu tulang punggung utama operasional kami,” tutup Ivo. “Investasi pada armada adalah bagian tak terpisahkan dari upaya kami menjaga efisiensi dan produktivitas kerja di tengah tingginya permintaan jasa pertambangan nasional. Dengan demikian, kami optimis dapat terus menjaga pertumbuhan bisnis yang positif dan berkelanjutan bagi Perseroan.”
Ringkasan
PT Sinar Terang Mandiri Tbk (MINE) telah merealisasikan penggunaan Rp 14 miliar dari dana IPO untuk akuisisi aset tetap berupa tanah dan bangunan. Dari total dana IPO bersih Rp 129,6 miliar, sisa Rp 115,6 miliar ditempatkan dalam bentuk giro di Bank Mandiri untuk menjaga likuiditas dan mendukung ekspansi. Dalam RUPST, Perseroan juga menyetujui penggunaan laba bersih 2024 sebesar Rp 306,5 miliar sebagai dana cadangan dan laba ditahan untuk memperkuat struktur permodalan.
MINE berkomitmen memperluas portofolio proyek dengan menangani proyek-proyek besar dari entitas ternama seperti PT Weda Bay Nickel, PT Hengjaya Mineralindo, dan menjalin kerja sama strategis dengan PT Sulawesi Cahaya Mineral. Untuk menopang operasional, Perseroan mengoperasikan hampir 1.000 unit alat berat dan merencanakan penambahan signifikan pada tahun 2025 melalui alokasi belanja modal. Investasi pada armada ini krusial untuk menjaga efisiensi dan produktivitas di tengah tingginya permintaan jasa pertambangan nasional.