Rancak Media – JAKARTA. Bitcoin (BTC) baru saja mencetak tonggak sejarah penting, berhasil bertahan di atas level US$ 100.000 selama satu bulan penuh. Periode ini menjadi yang terlama sejak mata uang kripto terbesar ini pertama kali menembus angka enam digit pada Januari 2025, menunjukkan ketahanan dan minat yang kuat di pasar.
Menurut data real-time dari Coinmarketcap pada Senin (9/6) pukul 15.42 WIB, harga Bitcoin (BTC) masih kokoh di level US$ 105.777, mencatat penguatan 0,26% secara harian. Sepanjang awal Juni 2025 ini, pergerakan BTC terpantau dalam rentang US$ 104.000 – US$ 106.000, atau setara dengan sekitar Rp 1,69 miliar – Rp 1,72 miliar.
Analis Tokocrypto, Fyqieh Fachrur, menjelaskan bahwa konsistensi pergerakan Bitcoin dalam rentang harga ini merupakan bagian dari siklus pasar yang normal dan sehat. Menurut Fyqieh, saat ini banyak investor jangka panjang yang memilih untuk merealisasikan keuntungan dari aset yang mereka beli pada harga rendah. Namun, ia menegaskan bahwa pasar secara keseluruhan masih menunjukkan kekuatan yang signifikan, terutama karena minimnya tekanan makroekonomi besar yang mampu menekan harga Bitcoin lebih dalam.
Fyqieh menilai posisi Bitcoin di zona ini sebagai fase konsolidasi yang penting dan sehat. Fase ini diperlukan sebelum Bitcoin mencoba menembus level resistance terdekat di US$ 107.500. Level ini sangat krusial, sebab jika berhasil ditembus, peluang untuk menuju rekor harga baru akan semakin terbuka lebar. Meski demikian, belum ada katalis ekonomi besar yang dipandang mampu mendorong pergerakan substansial di pasar kripto dalam waktu dekat.
Salah satu faktor penahan tekanan jual yang cukup efektif adalah arus masuk signifikan ke produk ETF spot Bitcoin di Amerika Serikat (AS). Pada 3 Juni, tercatat arus masuk bersih sebesar US$ 375,1 juta, yang berhasil menahan tren arus keluar selama tiga hari sebelumnya. Namun, sentimen terkait kebijakan perdagangan Presiden AS Donald Trump serta ketidakpastian arah suku bunga The Fed sempat membebani permintaan ETF Bitcoin. Investor tetap menunjukkan sikap hati-hati menjelang pembicaraan dagang AS-China dan rilis laporan ketenagakerjaan AS.
Selanjutnya, data ekonomi yang akan menjadi perhatian utama adalah laporan inflasi Indeks Harga Konsumen (CPI) bulan Mei yang dijadwalkan rilis pada 11 Juni. Perkiraan dari Federal Reserve Atlanta menunjukkan inflasi bulanan sebesar 0,12%, atau 0,23% jika tidak termasuk makanan dan energi, sejalan dengan laporan inflasi bulan April. Kendati demikian, Fyqieh mencatat bahwa angka-angka tersebut belum memperhitungkan potensi dampak dari tarif baru yang mulai diberlakukan, mengingat banyak perusahaan besar seperti produsen mobil dan pengecer belum sepenuhnya menyesuaikan harga mereka. Dampaknya mungkin baru akan terlihat pada laporan CPI bulan Juni atau Juli.
Selain itu, Federal Open Market Committee (FOMC) dijadwalkan akan menetapkan suku bunga pada 18 Juni, menyusul rilis data CPI. Pasar saat ini memperkirakan suku bunga akan tetap stabil di kisaran 4,25%–4,5%, sesuai dengan proyeksi CME FedWatch Tool. FOMC sendiri masih bersikap hati-hati, menunggu data ekonomi lebih lanjut sebelum memutuskan pemangkasan suku bunga yang kemungkinan besar akan terjadi di akhir tahun.
Pergerakan pasar kripto dalam waktu dekat diperkirakan akan sangat dipengaruhi oleh rilis data ketenagakerjaan AS, terutama laporan Non-Farm Payrolls (NFP). Laporan ini berpotensi memicu volatilitas jika hasilnya jauh dari ekspektasi pasar. “Jika tidak ada katalis eksternal yang signifikan dalam waktu dekat, kemungkinan besar Bitcoin akan tetap bergerak sideways,” pungkas Fyqieh. Namun, ia menambahkan, “secara struktur pasar tetap kuat, didukung volume transaksi yang tinggi dan antusiasme investor yang solid.”
Ringkasan
Bitcoin (BTC) telah mencetak tonggak sejarah dengan bertahan di atas level US$100.000 selama satu bulan penuh, periode terlama sejak Januari 2025, menunjukkan ketahanan dan minat pasar yang kuat. Pada 9 Juni, harga Bitcoin stabil di sekitar US$105.777, bergerak dalam rentang US$104.000 – US$106.000 sepanjang awal Juni. Analis Tokocrypto, Fyqieh Fachrur, menjelaskan bahwa konsistensi ini merupakan fase konsolidasi yang sehat, diperlukan sebelum Bitcoin mencoba menembus level resistensi US$107.500 untuk potensi rekor harga baru.
Arus masuk signifikan ke produk ETF spot Bitcoin di AS pada 3 Juni berhasil menahan tekanan jual, meskipun sentimen kebijakan AS dan ketidakpastian suku bunga The Fed sempat membebani. Pergerakan pasar kripto selanjutnya akan sangat dipengaruhi oleh rilis data ekonomi penting seperti laporan inflasi (CPI) pada 11 Juni dan keputusan suku bunga FOMC pada 18 Juni, serta laporan ketenagakerjaan AS. Jika tidak ada katalis eksternal yang signifikan, Bitcoin kemungkinan akan bergerak sideways, namun struktur pasar secara keseluruhan tetap dinilai kuat.