Rancak Media, Jakarta – Kesepakatan Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Uni Eropa (IEU CEPA) kini mendekati tahap final setelah sembilan tahun negosiasi intensif. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, melaporkan bahwa upaya perundingan antara Indonesia dan Uni Eropa telah mencapai titik kesepakatan dan penyelesaian akhir yang dinanti-nantikan.
Perkembangan menuju finalisasi IEU CEPA ini menjadi agenda utama dalam pertemuan antara Airlangga Hartarto dengan Komisioner Perdagangan dan Keamanan Ekonomi Uni Eropa, Maros Sefcovic, di Brussels, Belgia, pada Jumat, 6 Juni 2025. Sejalan dengan pencapaian ini, Pemerintah Indonesia menegaskan kembali komitmennya untuk merampungkan perundingan dengan berbagai negara mitra strategis dan potensial lainnya.
Dalam konferensi pers virtual pada Sabtu, 7 Juni 2025, Airlangga menegaskan tujuan utama dari inisiatif ini. “Tujuannya adalah untuk membuka pasar, meningkatkan perdagangan dan investasi yang saling menguntungkan, serta mengurangi berbagai hambatan perdagangan, baik itu dalam bentuk tarif maupun non-tarif,” ucap Airlangga, menyoroti prospek positif bagi kedua belah pihak.
Di tengah momentum ketidakpastian global yang sedang berlangsung, Indonesia dan Uni Eropa sepakat untuk mempercepat penyelesaian perundingan yang telah berlangsung selama sembilan tahun dan melibatkan 19 putaran utama ini. Kedua pihak meyakini bahwa komoditas yang dihasilkan Indonesia dan Uni Eropa bersifat komplementer, tidak saling bersaing secara langsung. Hal ini diharapkan mampu memperkuat rantai pasok global dan stabilitas pasar dunia.
Uni Eropa menempati posisi strategis sebagai mitra dagang terbesar kelima bagi Indonesia. Pada tahun 2024, total nilai perdagangan bilateral Indonesia-Uni Eropa tercatat mencapai US$ 30,1 miliar. Lebih menggembirakan lagi, neraca perdagangan mencatatkan surplus signifikan bagi Indonesia, yang melonjak dari US$ 2,5 miliar pada tahun 2023 menjadi US$ 4,5 miliar pada tahun 2024, menandakan kinerja ekspor Indonesia yang kuat.
Salah satu keuntungan fundamental dari perjanjian IEU CEPA bagi Indonesia adalah penghapusan tarif bea masuk untuk 80 persen produk ekspor Indonesia yang akan memasuki pasar Uni Eropa. Fasilitas kemudahan ini diharapkan dapat berlaku efektif dalam kurun waktu satu hingga dua tahun setelah perjanjian resmi diimplementasikan, membuka peluang pasar yang lebih besar bagi produk-produk unggulan Tanah Air.
Pemerintah Indonesia dijadwalkan akan segera mengumumkan hasil perundingan penting IEU CEPA ini kepada publik. Menteri Koordinator Airlangga Hartarto juga akan segera menyampaikan laporan resmi kepada Presiden Prabowo Subianto terkait pencapaian krusial ini, menandai babak baru dalam hubungan ekonomi Indonesia dengan Uni Eropa.
Pilihan Editor: Apa Saja Pekerjaan Rumah Dirjen Pajak Baru
Ringkasan
Kesepakatan Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Uni Eropa (IEU CEPA) kini mendekati tahap final setelah sembilan tahun perundingan intensif. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, melaporkan bahwa upaya negosiasi telah mencapai titik kesepakatan akhir. Tujuan utama IEU CEPA adalah membuka pasar, meningkatkan perdagangan dan investasi yang saling menguntungkan, serta mengurangi berbagai hambatan perdagangan, baik tarif maupun non-tarif. Kedua pihak sepakat mempercepat penyelesaian karena meyakini komoditas mereka bersifat komplementer dan dapat memperkuat rantai pasok global.
Uni Eropa menempati posisi strategis sebagai mitra dagang terbesar kelima bagi Indonesia, dengan total nilai perdagangan bilateral mencapai US$ 30,1 miliar pada tahun 2024. Neraca perdagangan Indonesia mencatatkan surplus signifikan yang melonjak menjadi US$ 4,5 miliar di tahun yang sama. Salah satu keuntungan fundamental perjanjian ini bagi Indonesia adalah penghapusan tarif bea masuk untuk 80 persen produk ekspor Indonesia yang akan memasuki pasar Uni Eropa. Fasilitas kemudahan ini diharapkan berlaku efektif dalam kurun waktu satu hingga dua tahun setelah implementasi resmi.
