Mengisi Liburan dengan Pengalaman Belajar di Rumah

Ade Banteng

Banyak anak dan orang tua yang merencanakan liburan dengan pergi ke tempat-tempat wisata seperti pantai, tempat hiburan, tempat permainan atau mengunjungi wahana tertentu. Itu sah-sah saja dan bisa dimaklumi karena anak maupun orang tua pekerja membutuhkan rehat dan sejenak istirahat untuk mengurangi kepenatan dari kesibukan yang mendera.

Namun dalam mengisi liburan tidak semua harus dilakukan dengan bepergian ke tempat wisata, Ada pelajaran yang harus diberikan orang tua untuk Ananda di rumah.

Ya saat liburan seperti ini peran orang tualah yang harus memberikan materi pembelajaran terhadap Ananda. Materi itu adalah tentang tanggung jawab anak untuk dirinya sendiri, pelajaran bagaimana anak bisa memahami dan melaksanakan pekerjaan rumah seperti menyapu, mengepel, mencuci, menyeterika dan hal-hal lain di sekitar rumah yang perlu dipahami mereka.

Pembelajaran yang tidak diajarkan di sekolah secara formal ini sebaiknya diberikan orang tua kepada Ananda, sehingga Ananda belajar bertanggung jawab atas dirinya sendiri. Misalnya mencuci bajunya sendiri, menyeterika, mencuci alat makan sendiri dan bahkan latihan ngepel dan beberes rumah.

Saat liburan inilah yang paling tepat untuk memberikan pelajaran secara reil. Membantu ibu di dapur latihan memasak dengan mengupas bawang, memotong kangkung dan meracik bumbu.

Liburan ahir tahun pelajaran kurang lebih 21 hari, liburan yang cukup panjang  ini jangan sampai hanya dilewatkan dengan rebahan sambil menonton video, secrol you tube dari pagi hingga sore hari. Apalagi jika dibarengi dengan ngemil, tentu tidak baik bagi kesehatan anak.

Berikut hal-hal yang bisa dilakukan anak selama liburan :

Mencuci baju 

Mencuci baju adalah hal biasa dan lumrah dilakukan oleh kita seorang ibu atau siapapun kita. Namun mungkin berbeda dengan anak yang selalu dilayani oleh Asisten Rumah Tangga(ART). Semua dilayani bahkan saat akan memakai baju sudah disiapkan.

Saat liburan ini akan lebih baik jika anak-anak harus tahu bagaimana cara mencucui baju, baik secara manual atau dengan mesin cuci. Kita harus mengajarinya cara mengoperasikan mesin cuci sehingga anak-anak terbiasa dengan pekerjaan harian ini.

Saya sendiri sudah mengajari ananda sejak kelas 4 SD. Bagiku ini hal yang harus dia lakukan setiap hari, karena suatu saat nanti dia akan mengurus dirinya saat di pondok, maupun saat indekos. Jika hal ini telah menjadi kebiasaan maka tidak ada yang harus dihawatirkan. Anak akan tumbuh mandiri dan bertanggung jawab atas dirinya sendiri.

Mencuci piring dan alat makan

Tidak baik membiasakan anak membiarkan  piring di atas meja makan dan meninggalkan begitu saja. Bagaimanapun juga harus diberi pemahaman bahwa membersihkan piring dan alat makan adalah tanggung jawabnya sebagai bentuk rasa syukur atas apa yang kita makan hari itu.

Kita bisa menanamkan pengertian kepada Ananda bahwa mencuci piring bukanlah pekerjaan kotor, justru ini melatih kita untuk menjaga kebersihan, dan merasakan bagaimana lincahnya tangan-tangan mungil itu bergerak membilas sambil memegang piring supaya tidak jatuh.

Jangan sampai karena sayangnya terhadap anak, justru memanjakan anak dengan tidak mengajari cara mengurus diri sendiri ahirnya saat beranjak dewasa, anak menjadi pemalas tidak mau membantu ibunya, walau sekedar mencuci piringnya sendiri.

Menyapu dan mengepel lantai

Pekerjaan menyapu adalah hal lumrah yang gampang dilakukan, siapapun bisa, laki-laki, perempuan, anak-anak, orang dewasa maupun lanjut uisa. Walapun menyapu pekerjaan mudah, namun jika tidak biasa dilakukan sejak anak-anak, maka kelak dewasa menjadi enggan jika harus pegang sapu.

Saat liburan inilah mari ajari Ananda dengan manyapu baik itu menyapu lantai maupun menyapu halaman rumah dengan sapu lidi. Ini juga menanamkan kebersihan di lingkungan rumah. Setelah itu ajari juga cara mengepel lantai.

Hari libur tahun ini lumayan panjang, Sebagai orang tua kita harus menjadi guru di rumah, bukan pelajaran seperti di sekolah namun lebih kepada pelajaran untuk mengasah ketrampilan dalam melakukan pekerjaan rumah.

Sebagai guru saya bisa membaca ketrampilan anak saat piket sekolah, apakah dia terbiasa menyapu atau tidak. Jika tidak terbiasa maka saat memegang sapu kelihatan kaku dan menggerakkan sapu sekenanya saja. Bahkan jika disuruh membuang sampah, ada rasa enggan dan tidak mau.

Sebaliknya jika anak terbiasa melakukan pekerjaan rumah maka saat piket dia terampil menyapu, cekatan dan ruangan tampak bersih dan tidak merasa beban saat jadual piket tiba.

Melipat Baju dan Menyeterika

Dahulu saat saya usia SD ada pelajaran PKK( Pendidikan Kesejahteraan Keluarga). Pada pelajaran PKK ada banyak materi yang diajarkan terkait pekerjaan rumah dalam keluarga. Contoh bagaimana cara melipat pakaian, cara menyeterika baju dan lain-sebagainya.

Saya masih ingat disuruh Bu guru membawa baju Hem punya sendiri, kemudian latihan melipat. Yang lipatannya paling cepat dan rapi maka nilainya bagus.

Saat latihan menyeterika masih pakai arang yang dibakar, setelah menjadi bara api menganga kemudian dimasukkan ke dalam seterika besi yang berbentuk jago( ayam jantan). Sejak itulah saya sudah terampil menyeterika baju sendiri.  

Sekarang serba modern semuanya memakai listrik, tinggal colok saja setertika sudah panas. Nah di sinilah kita ajarkan Ananda untuk latihan menyeterika, dengan demikian anak akan tumbuh tanggung jawab dan bisa membedakan pakaian yang sudah diseterika maupun yang belum, tentu akan ada bedanya.

Membantu Ibu di Dapur 

Pekerjaan di dapur memang tanggung jawab ibu dalam keluarga. Namun alangkah lebih baik jika kita mengenalkan kepada anak-anak dengan mengajak mereka membantu di dapur.

Itu juga yang saya lakukan pada Ananda, bagaimana cara memotong kangkung, mengupas bawang dan memeras parutan kelapa untuk diambil santannya. Kebiasaan itu memang sering kita lakukan dan kita anggap biasa, namun berbeda dengan anak, ternyata saat pertama kali memegang pisau merasa takut. Bahkan saat memotong kangkung dengan tangan saja tidak bisa.

Hari libur inilah saat yang tepat untuk melatih mereka supaya akrab dengan dapur. Minimal mereka bisa merebus sarimi, menggoreng telur, jika saat kita sibuk tidak sempat menyiapkan sarapan, mereka sudah bisa melakukannya sendiri.

Mereka juga harus kita ajarkan tentang nama-nama bumbu dan rempah yang ada di dapur. Seperti membedakan antara jae, lengkuas dan kencur. Membedakan merica dan ketumbar dan lain-lain. Jangan sampai seperti anak Bu Minah(bukan nama sebenarnya) yang tidak bisa membedakan antara gula dan garam. Saat di suruh ibunya  dadar telur malah ditaburi gula, disuruh bikin kopi malah dicampur dengan garam. Wah kalau ini terlalu,,, he he.

Ajarkan pula berkebun

Bagi orang tua yang punya sawah atau kebun, sesekali ajak Ananda pergi ke sawah atau berkebun. Supaya mereka tahu bagaimana jerih payah pekerjaan petani. Panas dan terik matahari tak menjadi halangan bagi petani saat harus menggarap sawah.

Ajak mereka turun langsung ke area persawahan jangan sampai enggan dan jijik saat harus kotor masuk ke lumpur. Beri pemahaman terhadap mereka bahwa apa yang ia makan setiap hari hasil dari jerih payah para petani yang menanam padi, menanam cabai dan sayuran lainnya.

Bagi yang tidak punya kebun seperti saya misalnya, saya mengajak untuk menanan beberapa jenis  sayuran seperti tomat, terong dan cabai di polibek yang dengan mudah kita temukan di toko-toko pertanian. Setelah itu mereka harus menyiram dan menjaga tanaman itu saat tumbuh supaya mereka mengetahui proses pertumbuhan pada tanaman tersebut.

Bapak dan ibu, banyak hal dan pelajaran yang harus kita sampaikan pada Ananda saat liburan.  Mereka tidak membuka pelajaran seperti layaknya di sekolah namun mereka belajar bertanggung jawab untuk dirinya sendiri dan belajar melakukan pekerjaan rumah menjadi pengalaman yang sangat berharga.

Selamat berlibur, salam sehat selalu semoga bermanfaat.

Baca Juga

Bagikan: