Libur Sekolah? Program MBG

Ade Banteng

Jakarta – Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana memastikan program Makan Bergizi Gratis (MBG) tetap berjalan optimal selama periode libur sekolah. Meski demikian, ada penyesuaian khusus dalam mekanisme penyaluran MBG bagi para murid.

Dadan menjelaskan bahwa untuk anak sekolah, distribusi gizi dilakukan di sekolah. Oleh karena itu, seluruh Kepala Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) diinstruksikan untuk mendata berapa banyak anak yang bersedia datang ke sekolah di hari libur. Langkah ini krusial untuk memastikan efektivitas penyaluran program.

Apabila partisipasi murid di sekolah tidak mencapai angka yang diharapkan, SPPG akan tetap memproduksi porsi MBG. Namun, alokasi gizi akan dialihkan untuk melayani kategori penerima manfaat lainnya, seperti ibu hamil, ibu menyusui, dan balita. Penyaluran untuk kelompok ini dilakukan langsung ke rumah masing-masing, memastikan gizi tetap sampai kepada mereka yang membutuhkan.

Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan, yang akrab disapa Zulhas, mengungkapkan bahwa hingga Juni 2025, tercatat sebanyak 5.560.648 penerima manfaat MBG. Angka ini masih di bawah target BGN untuk bulan yang sama, yaitu 6 juta orang. Zulhas mengakui adanya perlambatan dalam penyaluran, dengan realisasi baru mencapai sekitar 5 juta penerima.

Untuk mempercepat capaian program, Zulhas menyatakan pemerintah akan segera meluncurkan peraturan presiden (Perpres) yang diharapkan rampung pada pekan ini. Pemerintah menargetkan dapat menyalurkan MBG kepada 82,9 juta penerima manfaat hingga Desember 2025. Ia meyakinkan, “Jadi anak-anak, sekolah-sekolah jangan khawatir, setelah Perpres akan kita percepat.”

Hingga saat ini, pemerintah baru merealisasikan anggaran sebesar Rp 5 triliun dari total alokasi awal Rp 171 triliun untuk MBG. Dalam rapat pembahasan Perpres tersebut, pemerintah memutuskan untuk memangkas dana MBG menjadi Rp 121 triliun. Dengan anggaran yang telah disesuaikan ini, Zulhas menegaskan, “Setelah ini kita gas untuk mencapai 82,9 juta penerima manfaat dengan anggaran Rp 121 triliun.”

Mantan Menteri Perdagangan itu menjelaskan bahwa alasan di balik pemangkasan anggaran ini adalah kendala dalam kesanggupan realisasi di lapangan. “Kesanggupan melaksanakannya. Kalau sekarang kan baru Rp 5 triliun, ini udah bulan Juni. Ini mau digas akan dipercepat penyalurannya,” tambahnya, menyoroti tantangan implementasi program.

Dihubungi secara terpisah, Dadan Hindayana memberikan klarifikasi mengenai penurunan anggaran tersebut. Ia menyebutkan bahwa pemerintah memprediksi target penyaluran MBG kepada 82,9 juta orang dapat tercapai lebih awal, yakni sebelum Desember 2025. Dadan memperkirakan program ini akan membutuhkan sekitar Rp 25 triliun per bulan. Dengan proyeksi pencapaian target pada November, penambahan dana yang dibutuhkan hanya sekitar Rp 50 triliun, yang berkontribusi pada penurunan total anggaran.

Untuk lebih mendorong percepatan penyaluran MBG, Dadan mengungkapkan bahwa pemerintah telah mengidentifikasi dan memfinalisasi daftar calon penerima manfaat yang berdomisili di wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T). Informasi lebih lanjut mengenai daftar ini direncanakan akan disampaikan pada bulan Agustus.

Anastasya Lavenia berkontribusi dalam penulisan artikel ini

Ringkasan

Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana memastikan program Makan Bergizi Gratis (MBG) tetap berlanjut selama libur sekolah, dengan penyaluran disesuaikan. Murid didata untuk hadir di sekolah; jika partisipasi rendah, gizi akan dialihkan kepada ibu hamil, menyusui, dan balita di rumah. Hingga Juni 2025, program ini telah menjangkau 5,56 juta penerima, masih di bawah target 6 juta.

Pemerintah berencana meluncurkan peraturan presiden (Perpres) untuk mempercepat capaian target 82,9 juta penerima hingga Desember 2025. Anggaran MBG dipangkas dari Rp 171 triliun menjadi Rp 121 triliun karena kendala realisasi dan prediksi target dapat tercapai lebih awal. Upaya percepatan juga mencakup finalisasi daftar calon penerima di wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).

Baca Juga

Bagikan:

Tags