Rancak Media – Kejutan pahit menghampiri Crystal Palace. Meskipun menjuarai Piala FA 2024-2025, The Eagles secara resmi harus mengubur mimpi tampil di Liga Europa musim depan dan beralih ke UEFA Conference League.
Sebagai kampiun Piala FA 2024-2025, Crystal Palace sejatinya berhak mewakili Inggris di Liga Europa 2025-2026. Namun, UEFA membuat keputusan mengejutkan dengan mencoret Palace dari daftar peserta akibat masalah kepemilikan klub.
Usut punya usut, Crystal Palace dan Olympique Lyon, yang juga akan berlaga di Liga Europa musim depan, berada di bawah kepemilikan orang yang sama. John Textor, seorang pengusaha asal Amerika Serikat, memiliki saham signifikan di Crystal Palace dan menjadi pemegang saham mayoritas di klub Liga Perancis tersebut.
Baca juga: Daftar Juara Community Shield: Crystal Palace Jawara Baru, MU Masih Terbanyak
Regulasi UEFA dengan tegas melarang klub dengan kepemilikan yang sama untuk berkompetisi di turnamen yang sama. Konsekuensinya, salah satu dari Crystal Palace atau Lyon harus rela mengalah. Pada akhirnya, Palace yang terpaksa terdepak karena menempati posisi lebih rendah di liga domestik dibandingkan Lyon.
Crystal Palace hanya mampu menduduki peringkat ke-12 di klasemen akhir Premier League, sementara Lyon berhasil mengamankan posisi ke-6 di Ligue 1 2024-2025.
Keputusan pahit ini diresmikan UEFA pada 11 Juli lalu, memaksa Palace turun kasta ke UEFA Conference League.
Baca juga: Rating Pemain Liverpool vs Crystal Palace di Community Shield 2025, Berapa Van Dijk?
Sebenarnya, Inggris memiliki alokasi dua tempat di Liga Europa. Namun, satu tempat telah menjadi milik Aston Villa yang finis di peringkat keenam EPL musim lalu. Dengan dicoretnya Palace, jatah tersebut kemudian diberikan kepada Nottingham Forest yang berada di posisi ketujuh klasemen Liga Inggris.
Sempat berupaya mengajukan banding ke Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS), harapan Palace pupus setelah CAS menolak banding tersebut pada Senin, 11 Agustus 2025. Keputusan UEFA pun tak tergoyahkan, memastikan Crystal Palace akan berlaga di UEFA Conference League.
Di kompetisi kasta ketiga Eropa ini, Eberechi Eze dan kawan-kawan akan memulai petualangan mereka dari babak play-off kualifikasi, dengan leg pertama dijadwalkan pada 21 Agustus.
Tentu saja, bermain di kompetisi antarklub Eropa level ketiga menjadi ironi tersendiri bagi tim yang baru saja menaklukkan Manchester City di final Piala FA 2024-2025 dan Liverpool di ajang Community Shield 2025.
Baca juga: Hasil Crystal Palace Vs Liverpool: Adu Penalti 3-2, Crystal Palace Juara Community Shield
Crystal Palace Kecewa Didepak dari Liga Europa
Kekecewaan mendalam dirasakan oleh kubu Crystal Palace atas keputusan UEFA ini. Mereka merasa semangat olahraga telah dicederai.
“Kami menjuarai Piala FA, kami pantas berada di Liga Europa,” tegas kiper Dean Henderson kepada BBC, menyuarakan kekecewaan timnya.
“Dari sudut pandang sepak bola, kami layak tampil di Liga Europa. Jika kami tidak ada di sana, itu akan mengurangi kualitas kompetisi.”
“Pencapaian di lapangan seharusnya dihargai, dan saya yakin semua suporter netral sepakat dengan pandangan ini.”
“Saya tahu para pendukung Palace telah menunggu selama 120 tahun atau bahkan lebih untuk trofi pertama dan kesempatan berlaga di Eropa.”
“Mencabut hak tersebut dari kami adalah ketidakadilan bagi sepak bola,” pungkas mantan penjaga gawang Manchester United tersebut.
Ringkasan
Crystal Palace harus mengubur mimpinya untuk tampil di Liga Europa musim depan, meskipun telah menjuarai Piala FA 2024-2025. UEFA mencoret Palace karena masalah kepemilikan klub yang sama dengan Olympique Lyon, melanggar regulasi yang melarang klub dengan pemilik yang sama berkompetisi di turnamen yang sama. Palace hanya menduduki peringkat ke-12 di liga domestik, lebih rendah dari Lyon, sehingga terpaksa terdepak dari Liga Europa.
Banding Crystal Palace ke Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS) ditolak, memastikan mereka akan berlaga di UEFA Conference League. Akibatnya, jatah Liga Europa diberikan kepada Nottingham Forest yang berada di posisi ketujuh klasemen Liga Inggris. Keputusan ini menimbulkan kekecewaan mendalam di kubu Crystal Palace yang merasa hak mereka untuk berkompetisi di Liga Europa telah dicederai.