Rancak Media – Pasar saham Amerika Serikat menyambut awal pekan ini, Senin (4/8), dengan lonjakan signifikan, memicu gelombang optimisme baru di kalangan investor global. Tiga indeks utama Wall Street, yakni Dow Jones, S&P 500, dan Nasdaq, kompak menguat setelah pekan sebelumnya ditutup melemah tajam. Dow Jones melonjak 1,3 persen, S&P 500 menguat 1,5 persen, sementara Nasdaq memimpin dengan kenaikan impresif hingga 2 persen.
Rebound pasar ini didorong oleh beberapa katalis kunci yang berhasil mengangkat sentimen positif. Laporan keuangan yang cemerlang dari sejumlah perusahaan besar seperti Idexx dan Tyson memberikan dorongan signifikan. Lebih jauh, ekspektasi investor mulai bergeser ke arah potensi pemangkasan suku bunga acuan oleh The Federal Reserve (The Fed) pada September. Pergeseran pandangan ini muncul menyusul rilis data ketenagakerjaan AS yang menunjukkan angka lebih lemah dari perkiraan, membuka ruang bagi kebijakan moneter yang lebih longgar.
Namun, di tengah euforia pasar saham, bayang-bayang kekhawatiran mulai menyeruak terkait ketegangan politik dan potensi politisasi kebijakan moneter. Intervensi pemerintah terhadap The Fed dan Biro Statistik Ketenagakerjaan (BLS) dikhawatirkan dapat mengikis kredibilitas data ekonomi di masa depan, menciptakan ketidakpastian tersendiri yang patut dicermati.
Transaksi Aset Kripto Capai Rp 32,31 Triliun Per Juni 2025, Konsumennya Makin Banyak Tembus 15,85 Juta Orang
Dampak ke Pasar Kripto: Momentum Risk-On Mulai Terlihat
Penguatan bursa saham AS ini secara langsung menciptakan efek domino positif ke kelas aset berisiko lainnya, termasuk Bitcoin dan Ethereum yang sempat menghadapi tekanan jual dalam beberapa hari terakhir. Fahmi Almuttaqin, seorang analis dari platform kripto Reku, menyatakan, “Rebound pasar saham AS dan ekspektasi pemangkasan suku bunga membuka peluang arus modal kembali ke aset kripto.” Ia menambahkan, investor institusi justru semakin agresif mengakumulasi aset digital di tengah peningkatan ketegangan politik, menunjukkan kepercayaan yang mendalam.
Fahmi juga menyoroti fenomena adopsi strategi treasury Bitcoin dan cadangan strategis Ethereum yang mulai diadopsi oleh institusi besar. Langkah ini menjadi sinyal kuat bahwa kepercayaan terhadap aset kripto mulai pulih dan membentuk fondasi fundamental yang kokoh, mengindikasikan pengakuan lebih luas terhadap potensi aset digital di masa depan.
Nilai Bitcoin Salip Amazon, Skema Imbal Hasil Bisa Dipertimbangkan Calon Investor
Selain sentimen pasar yang membaik, kisah sukses perusahaan teknologi turut menyemarakkan optimisme. Palantir Technologies, misalnya, mencatatkan pertumbuhan pendapatan kuartalan yang fantastis sebesar 48 persen, mencapai 1,004 miliar dolar AS. Angka ini jauh melampaui ekspektasi analis yang sebesar 939 juta dolar AS. Saham perusahaan ini melonjak 4,14 persen selama perdagangan reguler dan semakin meroket 4,57 persen setelah pasar tutup, menunjukkan antusiasme investor yang tinggi.
Dorongan utama kinerja gemilang Palantir berasal dari strategi AI yang agresif serta meningkatnya permintaan dari kontrak-kontrak pemerintah AS. Dengan prospek yang begitu cerah, Palantir bahkan telah menaikkan proyeksi pendapatan tahunannya menjadi 4,15 miliar dolar AS, menandakan optimisme manajemen terhadap pertumbuhan berkelanjutan.
Indikator Bitcoin Tunjukkan Potensi Tren Naik
Dari perspektif analisis teknikal, indikator Net Unrealized Profit/Loss (NUPL) yang biasa digunakan untuk mengukur sentimen pasar Bitcoin, kini berada di angka 0,54. Level ini mengindikasikan bahwa pasar berada di zona optimistis, namun belum mencapai fase euforia yang umumnya ditandai dengan angka di atas 0,75.
Aplikasi Ini Rilis Fitur Trading Saham AS dan ETF Selama 24 Jam
“Secara historis, level NUPL seperti ini seringkali diikuti oleh kenaikan harga lanjutan, setidaknya hingga NUPL menyentuh zona euforia,” jelas Fahmi, memberikan gambaran potensi pergerakan harga Bitcoin ke depan yang menarik bagi investor.
Fokus pasar kini tertuju pada rilis data inflasi (CPI) AS yang dijadwalkan pada 12 Agustus 2025. Jika inflasi bulanan tercatat rendah atau sesuai ekspektasi, misalnya di angka 0,1 persen, kemungkinan besar reli positif di pasar saham dan kripto akan berlanjut, didorong oleh harapan penurunan suku bunga. Namun demikian, Fahmi Almuttaqin tetap mengingatkan bahwa pasar masih sangat rentan terhadap volatilitas jangka pendek. Oleh karena itu, investor disarankan untuk tetap bijak dalam mengelola portofolio mereka guna menyeimbangkan risiko dan potensi keuntungan, serta bersiap menghadapi segala kemungkinan pergerakan pasar.
Ringkasan
Pasar saham AS, termasuk Dow Jones, S&P 500, dan Nasdaq, mengalami lonjakan signifikan pada awal pekan, didorong oleh laporan keuangan positif perusahaan besar dan ekspektasi pemangkasan suku bunga acuan The Fed. Harapan penurunan suku bunga muncul setelah data ketenagakerjaan AS melemah, menciptakan sentimen optimistis di kalangan investor. Meskipun demikian, kekhawatiran terkait potensi politisasi kebijakan moneter tetap ada.
Penguatan bursa saham ini memicu efek positif ke aset berisiko seperti Bitcoin dan Ethereum, menandakan kembalinya arus modal dan adopsi institusional yang tumbuh. Indikator Bitcoin (NUPL 0,54) menunjukkan pasar berada di zona optimistis dengan potensi kenaikan lebih lanjut. Fokus pasar kini tertuju pada rilis data inflasi AS pada 12 Agustus 2025, yang berpotensi melanjutkan reli jika inflasi rendah, meskipun investor tetap disarankan mewaspadai volatilitas.