Dalam sebuah pengakuan mengejutkan, Marc Marquez, pembalap yang kini bersinar bersama Ducati dan memimpin klasemen MotoGP, mengungkapkan sosok yang paling banyak mengajarinya seluk-beluk mengendarai motor MotoGP. Bukan rival sengit atau legenda lain, melainkan mantan rekan setimnya, Dani Pedrosa.
Juara Dunia delapan kali itu menjelaskan bagaimana pada awal kariernya di MotoGP, ia secara cermat berupaya memadukan gaya berkendara unik Dani Pedrosa ke dalam teknik balapnya sendiri. Pendekatan ini terbukti menjadi fondasi penting bagi kesuksesan Marquez di lintasan.
Kemitraan Marquez dan Pedrosa terjalin erat di tim pabrikan Honda MotoGP, dimulai sejak Marquez berstatus rookie pada tahun 2013 hingga musim terakhir Pedrosa sebagai pembalap penuh pada 2018. Selama periode tersebut, Dani Pedrosa bukan hanya seorang rekan setim, melainkan seorang mentor yang tak ternilai harganya. Menariknya, selain Francesco Bagnaia yang memenangkan MotoGP Americas saat Marquez terjatuh pada April lalu, Pedrosa adalah satu-satunya rekan setim Marquez yang berhasil meraih kemenangan Grand Prix saat berbagi garasi di tim yang sama.
Mengungkapkan alasannya, Marquez menyatakan dalam sebuah siaran DAZN yang dikutip BolaSport.com dari Crash, “Saya belajar banyak dari Dani Pedrosa, terutama karena ia adalah rekan setim dan dialah yang paling banyak mengajari saya cara mengendarai motor MotoGP.” Ia menambahkan, “Dia juga mengajari apa yang harus dilakukan untuk melaju kencang.” Marquez mengakui kelemahan fisik Pedrosa — “Dani memiliki kekurangan, yaitu tinggi badan dan kekuatan” — namun ia melihatnya sebagai peluang adaptasi. “Saya mencoba membalap seperti dia, tetapi dengan lebih kuat dan sedikit lebih agresif. Itu saja, saya mencoba menirunya karena dialah yang mengendarai motor saya,” jelasnya, menyoroti bagaimana ia memodifikasi teknik Pedrosa agar sesuai dengan kekuatannya sendiri.
Meski Dani Pedrosa adalah guru utamanya, Marc Marquez tidak menutup diri dari pembelajaran lain. Ia mengaku juga mengambil beberapa elemen balapan dari rival-rival tangguh yang pernah dihadapinya. “Saya telah belajar mengelola balapan seperti Valentino Rossi, mencoba melakukan hammer mode seperti yang dilakukan Lorenzo,” aku Marquez. Namun, ia menekankan pentingnya mempertahankan identitas diri: “Tetapi Anda tidak bisa meniru rival, Anda harus mencoba mendekati kekuatannya, tetapi membalaplah dengan cara Anda sendiri.” Prinsip ini menunjukkan kematangan Marquez dalam mengembangkan gaya balap yang unik dan efektif.
Saat ini, Marc Marquez memasuki jeda musim panas MotoGP dengan performa yang luar biasa, seolah-olah mengukuhkan “kehidupan keduanya” di ajang balap motor paling bergengsi. Ia baru saja mencetak lima kemenangan ganda berturut-turut di Sprint Race dan balapan utama MotoGP Ceko 2025, memimpin klasemen pembalap dengan keunggulan 120 poin atas saudaranya, Alex Marquez. Keberhasilan ini menjadi bukti kebangkitannya setelah periode yang sangat sulit, menyusul kecelakaan fatal di Sirkuit Jerez pada tahun 2020 yang sempat mengancam kariernya. Mantan rekan setim Marquez di Repsol Honda, termasuk Dani Pedrosa, begitu mengagumi kegigihan dan dominasi pembalap asal Cervera, Spanyol itu.
Dani Pedrosa, yang melihat langsung evolusi Marquez, tidak dapat menyembunyikan kekagumannya terhadap kebangkitan sang juara. Berbicara kepada mikrofon DAZN, Pedrosa menyatakan, “Tak banyak yang perlu ditambahkan. Yang benar adalah angka-angka itu berbicara sendiri.” Ia melanjutkan, “Faktanya, terlepas dari masa-masa di mana dia tidak bisa bersaing dengan performa 100 persen dan di mana dia melewatkan banyak Grand Prix karena cedera atau karena motornya tidak prima, dan masih banyak lagi.”
Pedrosa optimis melihat Marc Marquez kembali ke puncak dominasi. “Tetapi dia telah mampu menemukan kembali dirinya sendiri dan dia berada di kehidupan keduanya di MotoGP dengan mendominasi seperti yang dia lakukan ketika dia masih muda,” ujar Pedrosa, menegaskan bahwa Marquez kini tak memberi celah sedikit pun bagi rivalnya. “Dia bahkan tidak meninggalkan sedikit keuntungan untuk para pesaingnya.” Dengan laju performa yang luar biasa ini, Dani Pedrosa sangat meyakini bahwa gelar kesembilan Marc Marquez hanya tinggal menunggu waktu. “Dengan kecepatannya saat ini, mungkin akan sedikit lebih awal dari biasanya. Tapi tentu saja, ada 37 poin yang telah ia raih di setiap Grand Prix,” pungkas Pedrosa, memprediksi dominasi Marquez yang tak terbendung.
Ringkasan
Marc Marquez mengungkapkan bahwa Dani Pedrosa adalah guru terpentingnya dalam mengendarai motor MotoGP, bukan rival sengit atau legenda lain. Ia belajar banyak dari Pedrosa saat mereka menjadi rekan setim di tim pabrikan Honda dari 2013 hingga 2018. Marquez mengadaptasi gaya berkendara Pedrosa dengan memodifikasinya agar sesuai dengan kekuatannya sendiri. Meski Pedrosa adalah guru utamanya, Marquez juga mengambil beberapa elemen balapan dari Valentino Rossi dan Jorge Lorenzo, namun menekankan pentingnya mempertahankan identitas diri.
Saat ini, Marc Marquez menunjukkan performa luar biasa bersama Ducati, memimpin klasemen MotoGP dan mengalami “kehidupan kedua” dalam kariernya. Keberhasilan ini terjadi setelah periode sulit akibat kecelakaan fatal pada 2020. Dani Pedrosa sangat mengagumi kebangkitan dan dominasi Marquez. Pedrosa meyakini bahwa dengan kecepatan dan dominasinya saat ini, gelar juara dunia kesembilan bagi Marc Marquez hanya tinggal menunggu waktu.