Rancak Media – Mantan pembalap motor Spanyol, Jaime Alguersuari, baru-baru ini memberikan analisis mendalam tentang dampak revolusioner Marc Marquez terhadap performa Ducati. Dalam pandangannya, Alguersuari tegas menepis anggapan adanya favoritisme dan justru menegaskan bahwa bakat luar biasa Marquez adalah faktor kunci yang sepenuhnya mengubah narasi Kejuaraan Dunia MotoGP 2025.
Melalui episode terbaru podcast “Fast & Curious”, Alguersuari memaparkan perspektif menarik mengenai situasi Marquez saat ini di tim Ducati, serta membandingkannya dengan rekan setimnya, Francesco Bagnaia. Ia secara lugas menjawab perdebatan yang kerap muncul mengenai potensi keberpihakan pabrikan Italia tersebut terhadap Marquez. Menurut Alguersuari, inti permasalahannya bukanlah pada preferensi pabrikan, melainkan pada keunikan dan bakat tak tertandingi yang dimiliki oleh pembalap kelahiran Cervera itu.
Alguersuari mengilustrasikan adanya dua fase berbeda dari karier Marc Marquez. Fase pertama adalah “Marquez Honda“, seorang pembalap yang mendedikasikan hampir seluruh kariernya (sekitar 98 persen) untuk menguasai motor yang terkenal sangat menuntut. Fase kedua adalah “Marquez Ducati“, yang baru menghabiskan sekitar 2 persen dari kariernya di atas motor Desmosedici. Namun, persentase kecil ini, menurut Alguersuari, secara fundamental telah mengubah seluruh narasi kejuaraan.
“Ada dua Marquez. Salah satunya adalah Honda Marquez, orang yang mendedikasikan 98 persen hidupnya untuk motor,” ucap Alguersuari, seperti dilansir BolaSport.com dan MotoSan. “Dan sekarang ada Ducati Marquez, yang merupakan 2 persen sisanya, tetapi cukup untuk menghapus label sirkuit anti-Marquez,” tambahnya, menunjukkan betapa transformatifnya perubahan motor bagi sang juara dunia delapan kali.
Dalam pandangan Alguersuari, selama bertahun-tahun, Honda tidak perlu terlalu memusingkan pengembangan motornya karena mereka memiliki sosok yang ia juluki sebagai “Yesus Kristus Sang Penebus”. Sosok tersebut tak lain adalah Marc Marquez, yang dengan bakat dan keberaniannya mampu mengimbangi segala kekurangan yang dimiliki oleh motor tersebut. “Honda tidak pernah khawatir membuat motor yang lebih baik. Mereka punya Marc. Dan Marc memberikan segalanya, bakat dan hidupnya. Tidak ada seorang pun di MotoGP saat ini yang mau melakukan itu,” ujar Alguersuari, menyoroti dedikasi luar biasa Marquez.
Sejak bergabung dengan Ducati, Marquez telah membuktikan bahwa masalah yang dihadapinya sebelumnya bukan berasal dari dirinya, melainkan dari keterbatasan performa motor Honda. Dengan kini mengendarai motor yang jauh lebih kompetitif, pembalap berusia 32 tahun itu secara efektif mampu menghapus stigma trek-trek yang sebelumnya dianggap menghambatnya. “Sirkuit anti-Marquez menghilang karena sebenarnya mereka anti-Honda. Marquez tidak lagi memiliki masalah itu dengan Ducati. Kiri, kanan, tidak masalah,” kata Alguersuari, menjelaskan adaptasi mulus Marquez.
Bahkan di hari-hari yang sulit sekalipun, seperti insiden di Sirkuit Brno, di mana ia terjatuh dua kali, Alguersuari menekankan bahwa semangat dan mentalitas Marquez tetap tidak tergoyahkan. “Marc yang jatuh dua kali kemarin adalah Honda Marc. Dia tidak berhenti mengambil risiko. Masalahnya, sekarang ia memiliki motor yang memungkinkan dia untuk melakukannya,” ujar Alguersuari, menggarisbawahi bahwa keberanian Marquez kini didukung oleh motor yang mampu menopangnya.
Selain itu, Alguersuari juga mengungkapkan kekagumannya terhadap Dani Pedrosa, yang ia anggap sebagai “penjelas MotoGP terbaik.” “Ia semakin membuat saya terkesan. Ia mengirimi saya pesan pribadi tentang refleksinya yang tidak ia publikasikan, dan isinya brilian,” kata Alguersuari. Menurut Alguersuari, Pedrosa juga sepenuhnya menyadari status Marquez dengan bakat yang luar biasa dan tak tertandingi, serta sentuhan keberuntungan yang bahkan telah melindunginya dari cedera serius setelah lebih dari seribu kecelakaan sepanjang karier Grand Prix-nya.
Menanggapi mereka yang berpendapat bahwa Ducati secara internal lebih memihak Marc Marquez, Alguersuari dengan tegas menyatakan bahwa hal itu sama sekali tidak perlu. “Pabrikan tidak perlu memihak siapa pun. Marc sendiri yang membuat perbedaan,” kata Alguersuari. Ia menambahkan, “Ia memiliki sesuatu yang ekstra, koneksi yang telah menyelamatkannya bahkan dari cedera serius setelah lebih dari seribu kecelakaan,” merujuk pada keunikan dan ketahanan Marquez.
Menurut Alguersuari, narasi bahwa juara dunia delapan kali itu telah “tamat” kini sepenuhnya runtuh setelah ia menemukan motor yang kompetitif. “Dugaan yang ada adalah Marquez tidak lagi memiliki apa pun untuk ditawarkan,” ucap Alguersuari. “Namun, yang ia tunjukkan sekarang adalah bahwa ia hanya membutuhkan motor yang memungkinkannya menjadi dirinya sendiri,” pungkasnya, menegaskan bahwa potensi sejati Marc Marquez kini kembali bersinar di atas Desmosedici.
Hasil JuniorGP Aragon 2025 – Ngeyel di Race 2, Veda Belum Podium saat Didikan Mantan Manajer Marc Marquez Melejit
Hasil JuniorGP Aragon 2025 – Dibuka Red Flag, Ramadhipa Finis 6 Besar ETC meski Dihukum Long Lap Penalty
Ringkasan
Mantan pembalap Jaime Alguersuari menganalisis bahwa dampak Marc Marquez di Ducati adalah bukti bakat luar biasa sang pembalap, bukan favoritismenya. Alguersuari membedakan “Marquez Honda” yang mengkompensasi kekurangan motor, dengan “Marquez Ducati” yang mengubah narasi kejuaraan secara fundamental. Menurutnya, masalah sebelumnya bukan pada Marquez, melainkan pada keterbatasan performa motor Honda.
Marquez di Ducati membuktikan bahwa sirkuit yang dianggap ‘anti-Marquez’ sebenarnya ‘anti-Honda’, karena ia kini mampu beradaptasi mulus. Keberaniannya kini didukung motor kompetitif, menghapus anggapan bahwa ia telah ‘tamat’. Alguersuari menegaskan bahwa Marquez hanya membutuhkan motor yang memungkinkannya kembali menjadi dirinya yang sejati.