Rancak Media – , JAKARTA — Mantan bek timnas Indonesia era 1980-an Warta Kusuma berpulang pada Senin (28/7/2025) dini hari WIB. Menurut pengakuan putra almarhum, Caesar Adam, Warta sudah lama menderita diabetes. Bahkan, jari kaki sudah diamputasi.
“Kena gulanya sudah lama dari sebelum Covid. Sebelumnya juga sudah dua pekan dirawat terus sampai gulanya tinggi sekali sehingga jari kakinya harus diamputasi,” katanya di rumah duka di Kp. Pintu Air RT. 02 RW. 003 Kelurahan Harapan Mulya, Kecamatan Medan Satria, Kota Bekasi.
Setelah operasi, Warta kembali ke rumah. Namun, ia dibawa ke RSUD Bekasi setelah shalat Jumat karena tidak bisa makan.
“Ada diare juga, jadi baru dua hari di rumah sakit lagi sampai tadi malam meninggal di sana. Amputasi sepekan lalu. Kemarin seharusnya kontrol hasi operasi, tapi akhirnya nginep lagi,” jelas Caesar.
Meski dalam kondisi sakit gula almarhum masih mendedikasikan hidupnya untuk sepak bola. “Kegiatan selama ini masih sempat melatih, termasuk persiapan PORDA Jawa Barat. Almarhum kondisinya drop dua pekan lalu, rencananya dimakamkan di pemakaman Kober dekat rumah siang ini. Masih menunggu satu keluarga lagi,” kata Caesar.
Warta Kusuma (memakai topi) saat menjadi pelatih kepala Patriot Candra Baga FC. – (dok Istimewa )
Ramah dan membanggakan Bekasi
Rekan kecil almarhum Irianus Tanjung yang dihubungi Republika.co.id menceritakan almarhum sosok yang ramah. Ia membenarkan bek tangguh timnas Indonesia era 1980-an tersebut meninggal dunia karena penyakit gula. Warta, kata dia, sosok panutan.
“Jarang sekali almarhum emosi, lebih mendidik selalu dengan contoh, Almarhum istiqomah, perhatian kepada pemain-pemain muda di Asprov PSSI Jabar menangani pembinaan usia muda. Sabar, bila ada masalah selalu dialog dan diskusi, serta tidak sombong,” kata Irianus.
Ia menyampaikan keinginan Warta agar Bekasi punya dua klub, satu berlaga di Liga 1 dan satunya di Liga 2. Menurut Irianus, Warta sejak remaja bersama dengan Maman Suryaman, Dudung Abdulah, Zainal Arifin, Iswadi Rusli, Umar Alatas, Diding, Mubarok, Iin, Wawan, Nurhidayat, dan lainnya untuk mengangkat nama Bekasi sehingga dikenal ke generasi selanjutnya.
Generasi berikutnya ada Nur Alim, Firmansyah, Makmun Adnan, Atmadi Latif, Jamal Paslah, Asudungan yang meneruskannya,” kata Irianus.