KOMPAS.com – Ilmuwan asal China memperkenalkan sistem operasi (OS) yang bisa menghadirkan fitur manajemen memori untuk teknologi kecerdasan buatan (AI).
OS tersebut bernama MemOS dan diklaim sebagai sistem operasi pertama yang memungkinkan AI memiliki ingatan jangka panjang, serta mampu mengingat kembali (recall) informasi yang telah terjadi, menyerupai cara kerja memori manusia.
Sederhananya, sistem kerja MemOS mirip seperti prosesor (CPU) di perangkat komputer atau smartphone. Di sini, MemOS memiliki tugas untuk menjadikan memori sebagai “mesin” supaya dapat menjalankan berbagai proses AI dengan baik.
MemOS memungkinkan AI untuk merespons dengan lebih cerdas dan belajar sesuai konteks yang ada. OS ini juga bisa menggabungkan informasi baru dengan pengetahuan yang sebelumnya telah dipelajari atau diingat oleh sistem.
Lewat dokumen resmi yang dirilis di platform Arxiv, para peneliti dari berbagai perusahaan AI dan kampus di China tersebut mengatakan MemOS ditenagai sistem inti (core) yang dijuluki MemCube.
Baca juga: AI Microsoft Diklaim Kalahkan Dokter dalam Mendiagnosis Pasien
Semua memori atau data “ingatan” AI yang ada di MemCube akan dikategorikan menjadi tiga jenis, yaitu meliputi:
- Memori Parametrik: kumpulan jenis memori atau informasi dan pengetahuan yang berasal dari model AI dan pelatihan atau penyesuaian data AI.
- Memori Aktivasi: kumpulan memori atau data sementara yang dipakai dalam proses inference atau penaksiran atau penalaran AI.
- Memori Teks: kumpulan data eksternal yang dapat dimanipulasi berulang-ulang atau di-recall dan dikirimkan dari pengguna melalui dokumen atau prompt.
Ketiga sistem pengelolaan memori terstruktur dalam MemCube ini dapat membuat model bahasa besar (large language model/LLM) atau model AI yang pakai MemOS bisa beradaptasi dan berevolusi dengan informasi baru.
Model AI yang memakai MemOS juga bisa melakukan recall atau memperbaiki informasi lama, sehingga bisa akurat sesuai dengan konteks yang diminta pengguna.
Ini cukup berbeda dari cara kerja LLM atau model AI konvensional yang mengandalkan proses inference dari data yang sudah disimpan atau “dijejali” ke dalam LLM tersebut.
Baca juga: Adu Foto AI Buatan ChatGPT dan Google Gemini, Mana Lebih Realistis?
Punya tiga lapis arsitektur
Nah, dalam proses kerjanya, MemOS akan mengandalkan tiga lapisan arsitektur, yaitu meliputi Interface Layer, Operation Layer, dan Infrastructure Layer.
Interface Layer memungkinkan MemOS mengelola input pengguna dan mengubahnya menjadi data-data yang bisa diproses oleh OS.
Kemudian Operation Layer membuat MemOS dapat mengatur penjadwalan, pengkategorian, serta mengubah tingkat kekayaan informasi dari jenis memori yang diproses.
Terakhir, Infrastructure Layer membuat MemOS dapat mengelola dan menyimpan memori dengan aman, serta memudahkan OS ini mengakses memori dan menghubungkannya dengan sebuah agen AI.
Selanjutnya, ketiga lapis infrastruktur ini bisa diaktifkan dengan berbagai modul atau aneka fitur MemOS, seperti MemScheduler, MemLifecycle, MemGovernance, dan lain sebagainya.
Dengan begitu, MemOS dapat mengelola dan mengingat informasi yang sudah didapat suatu LLM atau model AI, serta memperbarui informasi tersebut secara berkala.
Baca juga: Cara Pakai Google Veo 3 Tanpa VPN, Sudah Tersedia di Indonesia
Manajemen memori lebih baik dibanding OpenAI
Dengan kemampuan seperti ini, peneliti China mengeklaim kemampuan manajemen memori MemOS lebih baik dari sistem memori yang diadopsi OpenAI, setidaknya untuk pengujian (benchmark) LOCOMO.
Di uji coba tersebut, MemOS menunjukkan performa keseluruhan sekitar 39 persen lebih baik dibanding sistem milik OpenAI.
Hal atau pemrosesan yang paling menonjol dari MemOS adalah seputar kinerja penalaran (reasoning) yang cukup bagus di berbagai skenario dan percakapan yang berbeda dengan level atau kesulitan kompleks.
Selain itu, MemOS juga diklaim unggul dari mem0, LangMem, Zep, dan OpenAI-Memory di benchmark seputar proses reasoning bertahap (multi-hop) dan penalaran berdasarkan kronologi waktu alias temporal reasoning.
Saat ini, MemOS tersedia secara gratis dan merupakan proyek terbuka bagi umum alias open source. OS untuk AI tersebut bisa ditemui di platform coding Github di tautan berikut ini.
Adapun MemOS saat ini hanya bisa dijalankan di PC dengan OS Linux saja. Rencananya, dukungan untuk MacOS dan Windows akan hadir dalam beberapa waktu ke depan.
MemOS turut mendukung integrasi dengan beberapa platform AI mencakup HuggingFace, OpenAI, hingga Ollama, sebagaimana dirangkum KompasTekno dari VentureBeat, Jumat (11/7/2025).
Baca juga: Pernyataan Mengejutkan Bos OpenAI, Jangan Terlalu Percaya ChatGPT