JAKARTA – Kabar baik bagi pariwisata Sumatera Utara! Kementerian Pariwisata siap memberikan dukungan penuh kepada pengelola Geopark Kaldera Toba dan pemerintah daerah setempat untuk merebut kembali pengakuan dari UNESCO. Saat ini, Geopark kebanggaan Indonesia ini berstatus “dalam pengawasan” setelah menerima “kartu kuning” pada September 2023. Hal ini disebabkan oleh pengelolaan yang dinilai kurang optimal serta sarana pendukung yang belum memadai.
Menteri Pariwisata, Widiyanti Putri Wardhana, menegaskan komitmennya terhadap perlindungan Geopark Kaldera Toba. Menurutnya, menjaga kelestarian kawasan ini adalah bagian integral dari upaya melestarikan warisan geologi yang unik, keanekaragaman hayati yang kaya, serta budaya Batak yang otentik.
“Status geopark bukan hanya tentang perlindungan semata, tetapi juga membuka peluang untuk pembelajaran dan pengembangan pariwisata berkelanjutan,” ungkap Widiyanti dalam keterangan pers yang disampaikan pada Rabu, 9 Juli 2025.
Lebih lanjut, Widiyanti menekankan bahwa pengelolaan geopark harus mencakup tiga aspek krusial: perlindungan, edukasi, dan keberlanjutan. Sebagai langkah konkret, ia mengusulkan penyediaan papan informasi geologi yang informatif di sekitar Danau Toba. Tujuannya adalah agar wisatawan dapat memahami nilai ilmiah dari setiap geosite yang mereka kunjungi.
“Wisatawan harus dapat memahami asal mula kawah raksasa ini, jenis bebatuan yang menyusunnya, dan kekayaan geologis lainnya yang terkandung di dalamnya,” jelasnya. Dengan demikian, pengalaman wisata menjadi lebih bermakna dan edukatif.
Widiyanti juga menyoroti Geopark Kaldera Toba sebagai contoh ideal bagaimana ilmu pengetahuan, budaya lokal, dan nilai-nilai kemanusiaan dapat bersinergi. Keberadaan flora dan fauna endemik, dipadukan dengan tradisi masyarakat Batak yang masih lestari, menjadikan kawasan ini berpotensi menjadi model pengembangan geopark kelas dunia.
Dukungan senada juga datang dari Gubernur Sumatera Utara, Muhammad Bobby Afif Nasution. Ia menyatakan dukungannya penuh terhadap upaya peningkatan kualitas Geopark Kaldera Toba dan mendorong kolaborasi lintas sektor untuk mengoptimalkan potensi Danau Toba demi kesejahteraan masyarakat sekitar.
“Mengelola potensi alam yang luar biasa ini harus bermuara pada manfaat ekonomi yang dirasakan langsung oleh masyarakat lokal,” tegas Bobby. Dengan pengelolaan yang tepat, Danau Toba diharapkan dapat menjadi motor penggerak ekonomi yang berkelanjutan bagi masyarakat Sumatera Utara.
Ringkasan
Kementerian Pariwisata memberikan dukungan penuh untuk mempertahankan pengakuan UNESCO terhadap Geopark Kaldera Toba, yang saat ini berstatus “dalam pengawasan” setelah menerima “kartu kuning” pada September 2023. Menteri Pariwisata menekankan pentingnya menjaga kelestarian kawasan tersebut, yang meliputi perlindungan warisan geologi, keanekaragaman hayati, dan budaya Batak, serta menekankan pengelolaan dengan tiga aspek krusial: perlindungan, edukasi, dan keberlanjutan.
Sebagai langkah konkret, diusulkan penyediaan papan informasi geologi di sekitar Danau Toba untuk meningkatkan pemahaman wisatawan tentang nilai ilmiah dari setiap geosite. Gubernur Sumatera Utara juga menyatakan dukungan penuh dan mendorong kolaborasi lintas sektor untuk mengoptimalkan potensi Danau Toba demi kesejahteraan masyarakat sekitar, menjadikan Danau Toba sebagai motor penggerak ekonomi berkelanjutan bagi masyarakat Sumatera Utara.