Rancak Media Pembalap MotoGP, Fabio Di Giannantonio berbicara terbuka tentang VR46 dan tujuannya untuk musim ini.
Meski asli Italia, pembalap yang akrab disapa Diggia mampu berbicara dengan bahasa Spanyol saat wawancara dengan media DAZN.
“Saya bisa berbahasa Spanyol bukan dari Kejuaraan Spanyol karena saya mengikuti kejuaraan Italia. Kami tidak punya cukup uang untuk mengikuti kejuaraan di Spanyol. Namun sejak saya kecil, saya tidak merasa senang jika tidak mengerti,” kata Diggia dilansir BolaSport.com dari MotoSan.
“Jadi, ketika saya masih kecil dan saya menonton wawancara para juara dalam bahasa Spanyo dan juga dalam bahasa Inggris. Saya mencoba belajar sedikit di sekolah.”
“Namun pada akhirnya, lebih dari sekadar di sekolah, saya mulai menonton semua serial, seperti Netflix dan semacamnya dalam bahasa Spanyol.”
Diggia adalah satu pembalap Negeri Pizza yang masuk jalur MotoGP tanpa melalui relasi akademi balap milik legenda Valentino Rossi, VR46.
“Ya, itu benar. Saya bukan bagian dari Akademi. Saya tidak tahu persis mengapa, tetapi mereka tidak mencari saya, kami tidak memiliki kontak,” ujar Diggia.
“Saya tidak pernah berada dalam dinamika itu. Saya pikir Akademi melakukan pekerjaan yang luar biasa dengan para pembalap yang dimilikinya, tetapi saya selalu menempuh jalan saya sendiri.”
“Saya merasa seperti orang luar di Kejuaraan Dunia, Anda tahu? Tetapi saya juga menyukainya, karena saya memiliki kepribadian saya sendiri, kisah saya sendiri, dan saya ingin membuat perbedaan dengan cara saya sendiri.”
Namun, pembalap 26 tahun itu tidak merasa sendirian di tengah tantangan dalam kariernya.
“Ya, memang lebih sulit. Ketika Anda memiliki tim yang kuat di belakang Anda, dengan begitu banyak sumber daya, visibilitas, dan koneksi, itu membuka banyak pintu,” aku Diggia.
Francesco Bagnaia Harus Lupakan Marc Marquez Kalau Mau Kembali ke Jalur Kemenangan
“Saya harus membukanya sendiri, selangkah demi selangkah. Memang lebih sulit, tetapi saya juga lebih menghargainya. Semua yang saya capai adalah berkat saya, keluarga saya, dan orang-orang yang benar-benar mendukung saya.”
Seiring waktu, Diggia masuk lingkaran VR46 dengan penandatanganan kontrak dengan VR46 yang mengubah persepsinya.
“(Rasanya) Aneh! Tetapi juga menyenangkan. Saya sangat senang. Pada akhirnya, meskipun saya bukan bagian dari Akademi, mereka menyambut saya dengan sangat baik,” kata Diggia.
“Saya memiliki hubungan yang baik dengan Uccio (Direktur tim) dengan seluruh tim. Dan itu adalah struktur yang berjalan dengan sangat baikdengan semangat yang besar. “
“Saya ingin menunjukkan bahwa saya bisa melakukannya dengan baik, juga sebagai bagian dari kelompok ini.”
Diggia juga mengungkapkan pesan yang disampaikan Rossi kepadanya.
“Tentu saja dia cukup terlibat. Dia tidak datang ke setiap balapan, tetapi ketika dia datang, dia berbicara kepada kami, memberi saran,” ucap Diggia.
“Dia seorang legenda dan kehadirannya di dekatnya sungguh luar biasa. Meskipun saya bukan bagian dari Akademi, dia memperlakukan saya seperti salah satu anggota tim.”
Diggia laku mengungkapkan tahun tersulit dalam kariernya.
“Tahun lalu, hingga September, Anda tersingkir dari Kejuaraan Dunia. Anda lalu mengakhiri musim dengan spektakuler, naik podium, lalu menang, dan mendapatkan tempat (tim),” tutur Diggia.
Diggia kehilangan tempat pada Gresini setelah tim tersebut merekrut Marc Marquez pada 2024.
“Itu adalah momen tersulit dalam karier saya. Karena ketika Anda tahu Anda bisa melakukannya dengan baik, tetapi tidak mendapatkan hasil, dan terlebih lagi, Anda tidak memiliki kontrak adalah tekanan yang besar,” ujar Diggia.
“Namun, itu juga indah, karena saya berkata pada diri sendiri: “Oke, tidak ada yang percaya kepada saya, jadi sekarang saya akan melakukannya sendiri.”
“Dan saat itu, yang terbaik dari diri saya muncul. Saya membebaskan diri, saya mulai menikmati diri sendiri, dan hasilnya pun datang. Akhir itu seperti mimpi.
Diggia merasa paddock tidak cukup menghargainya sampai saat itu.
“Ya, sedikit. Saya pikir orang-orang sering kali lebih menghargai nama Anda, atau asal usul Anda, daripada apa yang Anda lakukan di lintasan,” aku Diggia.
“Namun saya tetap tenang karena saya tahu siapa saya, saya tahu apa yang dapat saya lakukan, dan sedikit demi sedikit orang-orang menyadari hal itu. Tahun ini saya berada di tempat yang baik, dengan motor yang bagus, dan saya ingin menunjukkan semua potensi saya.”
“Kini saya ingin selalu berada di 10 besar, berjuang untuk lima besar. Ketika semuanya berjalan lancar, saya tahu kami dapat berjuang untuk podium. Kami telah melakukannya tahun lalu. Saya ingin konsisten dan menunjukkan bahwa itu bukan kebetulan.”
Diggia mendapat kesempatan menunggangi motor GP25 seperti yang digunakan Francesco Bagnaia dan Marquez.
Diggia menjelaskan dirinya ketika ditanya hal miliknya yang tidak dimiliki orang lain.
“Kepribadian, hasrat, hati. Saya seorang pembalap yang mengikuti jiwa Saya suka menikmati diri sendiri, melakukan hal-hal dengan cara saya sendiri,” kata Diggia.
“Ketika saya merasa baik, saya bisa menjadi sangat cepat. Mungkin saya tidak memiliki struktur besar di belakang saya, tetapi saya memiliki gairah dan banyak orang baik di sekitar saya. Dan pada akhirnya juga memenangkan perlombaan.”
Tidak Ada yang Mempertanyakan Marc Marquez tapi Salah Besar jika Remehkan Francesco Bagnaia