Bitcoin Reli Mengguncang Safe Haven: Diversifikasi Aset yang Menguntungkan?

Ade Banteng

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Bitcoin menunjukkan ketangguhan yang luar biasa sepanjang bulan Juni, mencatat penguatan signifikan yang melampaui berbagai aset lainnya. Aset digital ini semakin diakui sebagai pilihan menarik untuk diversifikasi portofolio jangka panjang.

Menurut data Coinmarketcap pada Senin (30/6) pukul 18.34 WIB, harga Bitcoin mencapai US$ 107.938,83. Dalam kurun waktu satu bulan, nilai Bitcoin tercatat telah menguat sebesar 2,4%. Perencana keuangan Eko Endarto menyoroti bahwa pada dasarnya, kripto telah menjadi safe haven alternatif secara global, berkat sifatnya yang relatif aman dan ringkas. “Jadi wajar, selain emas, investor sudah mulai melirik Bitcoin,” ujar Eko kepada Kontan pada tanggal yang sama.

Di samping itu, Founder dan CEO Finansialku, Melvin Mumpuni, menjelaskan bahwa penguatan Bitcoin bulan ini didukung oleh setidaknya dua katalis utama. Faktor-faktor tersebut meliputi ekspektasi akan pelonggaran kebijakan moneter oleh The Fed serta peningkatan arus masuk ke produk ETF Bitcoin yang semakin solid.

Melvin menganggap penguatan Bitcoin kali ini sangat menarik, terutama karena fenomena ini terjadi di tengah lesunya performa safe haven tradisional seperti emas. Dalam sebulan, harga emas spot hanya menguat tipis 0,25% ke level US$ 3.296 per Senin (30/6). Pada periode yang sama, logam mulia emas Antam justru mengalami penurunan 0,42% ke level Rp 1.880.000,- per gram. Menurutnya, performa kontras ini membuktikan bahwa sebagian pelaku pasar mulai beralih mencari alternatif baru di tengah volatilitas aset-aset konvensional.

Meskipun demikian, Melvin juga menekankan bahwa reli Bitcoin saat ini tidak serta-merta menandakan pergeseran penuh investor ke aset digital. “Tapi lebih ke arah rotasi sementara investor yang sedang mencari performa di tengah lemahnya aset konvensional,” paparnya kepada Kontan.

Untuk alokasi investasi jangka panjang, Melvin merekomendasikan Bitcoin sebagai salah satu pilihan utama untuk diversifikasi portofolio. Selain itu, ia juga menyarankan reksadana indeks serta saham dengan fundamental yang kuat, khususnya yang menawarkan dividen stabil dan valuasi menarik. Sementara untuk jangka pendek, Melvin menyarankan investor untuk mempertimbangkan instrumen pasar uang yang volatilitasnya cenderung rendah, seperti reksadana pasar uang dan deposito.

Di sisi lain, Eko Endarto belum memasukkan Bitcoin dalam daftar rekomendasinya. Untuk investasi jangka panjang, Eko lebih memilih saham bluechip, emas, dan reksadana saham. Sedangkan untuk jangka pendek, ia merekomendasikan deposito dan obligasi dengan tenor pendek. “Asalkan sesuai kebutuhan dan tujuan keuangan,” pungkasnya, memberikan penekanan pada pentingnya keselarasan investasi dengan profil pribadi.

Ringkasan

Bitcoin menunjukkan penguatan signifikan sebesar 2,4% pada Juni, melampaui aset lain dan mencapai US$ 107.938,83. Kenaikan ini didorong ekspektasi pelonggaran kebijakan The Fed serta peningkatan arus masuk ke produk ETF Bitcoin. Menurut perencana keuangan, Bitcoin kini dipandang sebagai *safe haven* alternatif global, menarik perhatian investor di samping emas, terutama di tengah lesunya performa emas.

Meskipun demikian, penguatan Bitcoin ini lebih dianggap sebagai rotasi sementara investor yang mencari kinerja di tengah kelemahan aset konvensional. Untuk diversifikasi portofolio jangka panjang, Bitcoin direkomendasikan oleh beberapa ahli. Namun, ada perbedaan pandangan mengenai aset pilihan, dengan beberapa ahli lebih memilih saham *bluechip*, emas, reksadana saham, deposito, atau obligasi, disesuaikan dengan tujuan keuangan.

Baca Juga

Bagikan:

Tags