Rancak Media LONDON. Harga emas spot tertekan pada Jumat (27/6), mengarah pada penurunan mingguan kedua berturut-turut. Pelemahan ini dipicu oleh meredanya ketegangan geopolitik, terutama setelah tercapainya kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Iran, serta kemajuan signifikan dalam perjanjian perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok. Kondisi ini secara kolektif melemahkan permintaan terhadap aset safe haven seperti emas, sembari para investor kini menantikan data inflasi AS yang krusial.
Pada pukul 05.21 GMT, harga emas spot dilaporkan anjlok 0,9%, mencapai US$ 3.296,79 per ons. Sepanjang minggu ini, emas batangan telah mencatat penurunan sebesar 2,2%. Senada dengan emas spot, harga emas berjangka AS juga terkoreksi 1,2% menjadi US$ 3.309,30. Soni Kumari, Ahli Strategi Komoditas ANZ, menyoroti sentimen pasar yang ada. “Pasar tampak cukup optimistis terhadap aset berisiko, sehingga membebani harga emas,” jelasnya, mengindikasikan pergeseran minat investor dari instrumen yang dianggap aman.
De-eskalasi di Timur Tengah, menyusul gencatan senjata yang mulai berlaku pada hari Selasa setelah 12 hari konfrontasi paling intens antara Iran dan Israel, memberikan dampak signifikan. Warga di kedua negara menyambut baik kembalinya kehidupan normal, yang secara langsung mengurangi ketidakpastian di pasar global. Di samping itu, optimisme juga datang dari kemajuan negosiasi perdagangan AS-Tiongkok. Seorang pejabat Gedung Putih pada hari Kamis mengumumkan bahwa AS telah mencapai kesepakatan dengan Tiongkok untuk mempercepat pengiriman tanah jarang ke AS. Ini merupakan langkah maju dalam upaya mengakhiri perang dagang yang telah berlangsung antara dua ekonomi terbesar dunia tersebut.
Para investor kini mengalihkan perhatian ke Amerika Serikat, menantikan rilis data pengeluaran konsumsi pribadi inti AS pada pukul 12.30 GMT. Data ini sangat penting untuk mendapatkan wawasan lebih lanjut mengenai jalur kebijakan moneter Federal Reserve. Analis yang disurvei Reuters memproyeksikan kenaikan bulanan sebesar 0,1% dan kenaikan tahunan sebesar 2,6%.
Pasar saat ini telah mengantisipasi pemangkasan suku bunga sebesar 63 basis poin sepanjang tahun ini, diperkirakan akan dimulai pada bulan September. Presiden AS Donald Trump sendiri berpendapat bahwa inflasi yang jinak seharusnya mendorong The Fed untuk segera mengurangi suku bunga. Namun demikian, hingga saat ini, hanya dua pembuat kebijakan The Fed yang secara terbuka mendukung kemungkinan penurunan suku bunga pada pertemuan bank sentral bulan Juli mendatang.
Harga Emas Antam Anjlok Rp 17.000 Menjadi Rp 1.907.000 Per Gram Pada Hari Ini (27/6)
Daftar Harga Emas Antam Logam Mulia Hari Ini 27 Juni 2025, Ambles Rp 17.000 Per Gram
Ringkasan
Harga emas spot tertekan pada Jumat (27/6) dan mencatat penurunan mingguan kedua, dipicu oleh meredanya ketegangan geopolitik seperti gencatan senjata Israel-Iran serta kemajuan signifikan dalam perjanjian perdagangan AS-Tiongkok. Kondisi ini secara kolektif melemahkan permintaan terhadap emas sebagai aset safe haven. Akibatnya, harga emas spot anjlok 0,9% menjadi US$ 3.296,79 per ons, sementara emas berjangka AS terkoreksi 1,2%.
Pasar kini lebih optimistis terhadap aset berisiko, mengalihkan minat dari emas, menurut Soni Kumari dari ANZ. Investor selanjutnya menantikan rilis data pengeluaran konsumsi pribadi inti (PCE) AS untuk wawasan kebijakan moneter Federal Reserve. Pasar mengantisipasi pemangkasan suku bunga 63 basis poin sepanjang tahun ini, diperkirakan dimulai pada bulan September.