Kai Andaresta: Kisah Anak Blasteran Kejar Mimpi Jadi Pebasket Profesional

Ade Banteng

Memberi dukungan penuh agar anak dapat mengejar cita-cita mereka tentunya sangat penting bagi setiap orang tua. Prinsip inilah yang dipegang teguh oleh musisi kenamaan, Oppie Andaresta, bersama sang suami, Kurt Kaler. Demi memfasilitasi impian anak semata wayang mereka, Kai Matari Bejo Kaler, pasangan ini mengambil langkah besar dengan pindah ke Bali.

Keputusan krusial untuk relokasi ke Pulau Dewata ini bukan tanpa alasan kuat. Oppie Andaresta, dalam sebuah unggahan di Instagram, mengungkapkan bahwa tujuan utama kepindahan mereka adalah untuk membantu Kai Kaler dalam perjalanannya menjadi seorang pemain basket profesional. Ini adalah impian besar yang sedang dibangun Kai, dan Oppie serta Kurt menunjukkan komitmen penuh untuk mendukungnya.

“Ini kisah anak lanang yang sedang membangun mimpi menjadi pemain basket pro sampai memutuskan untuk pindah sekolah ke Bali,†tulis Oppie, seperti dikutip dari akun Instagram@oppieandaresta. Ungkapan ini dibagikannya kala Kai dan tim basketnya berhasil meraih juara, menjadi bukti awal dari buah komitmen keluarga Andaresta-Kaler.

Kai Kaler Sempat Alami Kecelakaan Serius Saat Bermain Basket

Namun, di tengah semangat membara Kai Kaler mengejar mimpinya sebagai pebasket, takdir berkata lain. Ia sempat mengalami kecelakaan parah di lapangan basket yang memaksa dirinya menjalani operasi besar di bagian lutut. Peristiwa ini terjadi tiga tahun lalu, sebuah pukulan telak yang sempat mengancam pupusnya cita-cita Kai.

“Mimpi yang sedang dibangun kandas, jatuh ke titik nol saat kecelakaan di lapangan yang mengharuskan operasi besar ACL di lutut tiga tahun yang lalu,†ungkap sang Bunda, Oppie Andaresta. Kabar ini tentu saja sempat meruntuhkan dunia Oppie, terlebih saat mendengar sang putra tidak boleh bermain basket selama lebih dari delapan bulan.

Meskipun menghadapi cobaan berat yang bisa membuat siapa pun patah semangat, Kai Kaler sama sekali tidak menyerah. Oppie Andaresta menyaksikan sendiri keteguhan hati putranya. “Tapi anak ini tidak patah, tidak pernah mundur satu inch pun. Keinginan untuk main basket dan come back stronger tetap nyala di hatinya,†tuturnya. Kai menunjukkan mental baja yang luar biasa, bertekad untuk bangkit kembali.

Proses pemulihan Kai bukanlah perjalanan yang mudah dan singkat. Selama tiga bulan, ia harus bergantung pada tongkat dan brace untuk bergerak. Rutinitas fisioterapi menjadi bagian tak terpisahkan dari hidupnya, dilakukan seminggu tiga kali selama empat jam, berlangsung hingga enam bulan lamanya. Periode rehabilitasi intensif ini tidak hanya menguji fisik Kai, tetapi juga menempa mentalnya hingga menjadi lebih fokus dan kuat.

Dari pengalaman tak terduga yang dialami anak Oppie Andaresta ini, Oppie mengaku banyak mengambil pelajaran berharga. Ia belajar tentang ketangguhan, bagaimana mengejar ketertinggalan, dan terus menghidupkan mimpi-mimpi. “Padahal ibunya sempat trauma nonton anaknya tanding,†aku Oppie. Dukungan dari lingkungan sekitar, terutama teman-teman yang sportif dan pelatih yang inspiratif di tim basket Dyatmika, turut berperan besar dalam membentuk kembali semangat Kai, menciptakan ikatan erat bagaikan keluarga.

Kai Kaler Baru Saja Lulus SMA

Setelah melewati badai cedera dan perjuangan rehabilitasi yang panjang, Kai Kaler yang kini berusia 17 tahun akhirnya merayakan pencapaian penting lainnya: kelulusan dari bangku SMA. Momen bahagia ini dibagikan langsung oleh Oppie Andaresta melalui unggahan di akun Instagram pribadinya, disertai pesan menyentuh untuk sang putra.

“Selamat anak lanangku Mas Bejo @kai_kaler sudah lulus SMU,†tulis Oppie penuh kebanggaan. Ia menegaskan bahwa keputusan untuk pindah ke Bali dan melanjutkan pendidikan di sana adalah pilihan terbaik. Lingkungan yang positif, guru yang berdedikasi, serta teman-teman yang suportif di Bali terbukti sangat menunjang perkembangan Kai Kaler, baik secara akademik maupun non-akademik.

Kebanggaan Oppie semakin bertambah ketika Kai berhasil meraih penghargaan A level, sebuah bukti nyata dari kerja kerasnya dalam belajar. “Pontang-panting belajar akhirnya terbayar ya nak. Sangat bangga padamu. Perjalanan masih panjang.. Saatnya melanjutkan hidup dan membangun mimpi,†ujar Oppie, memotivasi sang putra untuk terus melangkah maju.

Oppie Andaresta mengakhiri pesannya dengan harapan tulus agar anak semata wayangnya ini senantiasa menjadi pribadi yang baik, sederhana, dan gigih dalam mewujudkan cita-cita. “Tetaplah menjadi anak baik yang sederhana dan seru. Tetap gigih mewujudkan cita-cita.. Semoga dimudahkan jalannya. Mama Daddo akan selalu di belakang Kai dan memberikan yang terbaik.. Terbanglah yang tinggi nak, jangan lupa pulang,†tulisnya, menutup kisah inspiratif dukungan penuh orang tua dan ketangguhan seorang anak.

Ringkasan

Kai Matari Bejo Kaler, putra dari musisi Oppie Andaresta, memiliki impian besar menjadi pebasket profesional. Demi memfasilitasi mimpinya, Oppie dan suaminya, Kurt Kaler, mengambil langkah besar dengan pindah ke Bali. Namun, Kai sempat mengalami kecelakaan parah di lapangan basket tiga tahun lalu yang mengharuskannya menjalani operasi lutut, sempat mengancam pupusnya cita-cita tersebut.

Meskipun menghadapi cobaan berat, Kai menunjukkan keteguhan hati luar biasa dan tidak menyerah, menjalani proses pemulihan serta fisioterapi intensif. Keteguhan dan kerja kerasnya membuahkan hasil, terbukti saat ia baru saja lulus SMA di Bali dengan prestasi A level. Oppie Andaresta menyatakan kebanggaannya dan menegaskan komitmennya untuk terus mendukung Kai dalam mewujudkan cita-citanya.

Baca Juga

Bagikan: