Wakil Manajer Malut United, Asghar Saleh, akhirnya angkat bicara mengenai alasan di balik pemecatan dua sosok berpengaruh, Imran Nahumarury dan Yeyen Tumena, dari skuad berjuluk Laskar Kie Raha. Asghar Saleh secara gamblang mengungkapkan adanya praktik menyimpang yang menjadi pemicu keputusan berat ini.
Kabar pemecatan Imran dan Yeyen, yang merupakan nama-nama besar di kancah sepak bola Tanah Air, memang menimbulkan banyak pertanyaan. Kini, Asghar Saleh telah memberikan klarifikasi lengkap. Pernyataan ini disampaikan Asghar dalam konferensi pers yang digelar di Ternate, pada Selasa (24/6/2025), saat mendampingi Perwakilan Manajemen Hengky Oba.
Asghar Saleh menegaskan bahwa saat ini fokus utama manajemen klub adalah pada pemusatan latihan (TC) Malut United di Yogyakarta. TC ini direncanakan dimulai pada 27 Juli 2025, sebagai bagian dari persiapan jangka panjang tim menjelang bergulirnya Liga 1 yang dijadwalkan pada awal Agustus. Meskipun demikian, manajemen merasa perlu untuk memberikan penjelasan kepada publik agar tidak ada kebingungan mengenai keputusan krusial ini.
“Energi kami sekarang sepenuhnya tercurah pada persiapan jangka panjang fisik dan peran pemain dalam TC di Yogyakarta pada 27 Juli 2025, jelang bergulirnya Liga 1,” kata Asghar Saleh, seperti dikutip dari Antara News. Namun, ia menambahkan, “Tapi kami tidak bisa menutup mata atas berbagai praktik tidak pantas yang dilakukan keduanya.”
Menurut Asghar Saleh, serangkaian pelanggaran serius telah teridentifikasi sejak Imran dan Yeyen menangani Malut United di Liga 2. Manajemen bahkan telah memberikan kesempatan untuk perubahan, termasuk menaikkan kompensasi hingga 300 persen seiring promosi Malut United ke Liga 1. Namun, harapan akan perbaikan tidak terwujud, sehingga manajemen Malut United merasa tidak bisa lagi menoleransi perilaku tersebut.
Asghar Saleh dengan tegas menyatakan bahwa Malut United sangat kecewa dengan praktik menyimpang yang dilakukan oleh Imran dan Yeyen. Salah satu praktik yang diungkap adalah permintaan sejumlah uang kepada pemain lokal agar bisa dimainkan dalam pertandingan. Selain itu, terungkap pula adanya praktik pemotongan gaji pemain, bahkan terhadap dua pemain asing Malut United. “Kami kecewa berat,” ujarnya, melanjutkan, “Ada pemain yang mengaku harus menyetor uang agar bisa bermain. Fee pemain juga diambil dan itu jelas melanggar.”
Jaminan Pelatih Malut United, Duo Sayuri Tak Akan Cedera saat Gabung Timnas Indonesia
Menyikapi persoalan ini, Asghar Saleh menjelaskan bahwa Imran Nahumarury telah mengakui semua kesalahannya dan menyampaikan permintaan maaf. Permintaan maaf tersebut disampaikan tidak secara langsung, melainkan melalui surat pernyataan tertulis yang ditujukan kepada manajemen Malut United. Dalam surat itu, Imran berjanji tidak akan mengulangi kesalahan serupa dan tidak akan melakukan klarifikasi sepihak kepada media.
Berbeda dengan Imran, Yeyen Tumena hingga kini masih belum menunjukkan itikad baik dengan menyampaikan permintaan maaf atau penyesalan. Oleh karena itu, manajemen Malut United menyatakan kesiapan untuk membawa persoalan ini ke ranah hukum atau bahkan ke PSSI. “Imran sudah minta maaf secara tertulis dan berjanji tidak memperpanjang masalah ini di media. Kami menerima itu dengan lapang dada dan berharap jadi pelajaran pribadi baginya,” tutur Asghar. Ia menambahkan, “Kalau Yeyen tidak ada itikad baik, kami akan bawa ke jalur hukum. Ini bukan soal pribadi, tapi soal menjaga integritas klub dan dunia sepak bola Indonesia.”
Ciro Alves Dibidik Malut United Usai Tinggalkan Persib Bandung, Bojan Hodak Enggan Beri Komentar
Pesta Juara Persib Tertunda usai Tunduk dari Malut United, Febri Hariyadi: Kami Sudah Berusaha
Ringkasan
Wakil Manajer Malut United, Asghar Saleh, mengungkapkan alasan pemecatan Imran Nahumarury dan Yeyen Tumena karena praktik menyimpang. Praktik tersebut meliputi permintaan uang dari pemain agar bisa bermain dan pemotongan gaji pemain, termasuk pemain asing. Manajemen klub merasa sangat kecewa dengan tindakan tersebut, meskipun sudah memberikan kesempatan untuk perbaikan dengan menaikkan kompensasi.
Imran Nahumarury telah mengakui kesalahannya dan meminta maaf melalui surat tertulis, berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya. Namun, Yeyen Tumena belum menunjukkan itikad baik, sehingga manajemen Malut United siap membawa persoalan ini ke jalur hukum atau PSSI demi menjaga integritas klub dan sepak bola Indonesia.