Dividen Saham: Cara Mendapatkan & Simulasi Perhitungan

nafa cahyani

Advertisement

JAKARTA, KOMPAS.com – Dunia investasi saham menawarkan dua jalur utama untuk mengumpulkan keuntungan: melalui selisih harga jual dan beli atau yang dikenal sebagai capital gain, serta dari pembagian laba perusahaan yang disebut dividen. Bagi para investor jangka panjang, dividen saham sering kali menjadi pilar utama, mewujudkan impian memiliki pendapatan pasif yang mengalir secara konsisten. Namun, tidak semua investor sepenuhnya memahami seluk-beluk cara mendapatkan dividen dan kapan momen krusial untuk membeli saham agar berhak atas pembagian keuntungan menarik ini.

Apa Itu Dividen?

Secara fundamental, dividen merupakan pembagian sebagian laba bersih perusahaan kepada para pemegang sahamnya. Bentuknya bervariasi; bisa berupa dividen tunai yang langsung masuk ke rekening investor, atau dividen saham yang menambahkan jumlah kepemilikan saham mereka. Proses pembagian ini tidak sembarangan, melainkan harus melalui persetujuan resmi dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

Baca juga: Cek Besaran Dividen ANTM, PTBA, dan TINS Tahun 2025

Advertisement

Meskipun umumnya berasal dari keuntungan bersih perusahaan, menariknya, beberapa perusahaan kadang tetap membagikan dividen meskipun dalam kondisi tidak mencatatkan laba. Keputusan ini sering diambil untuk menjaga loyalitas investor dan mempertahankan citra positif perusahaan di pasar. Merujuk pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), dividen didefinisikan sebagai bagian laba atau pendapatan perusahaan yang ditetapkan oleh direksi dan disahkan dalam RUPS untuk dibagikan kepada para pemegang saham.

Baca juga: Emiten Hashim Djojohadikusumo, Surge (WIFI) Bakal Tebar Dividen Rp 4,72 Miliar

Siapa yang Berhak Menerima Dividen?

Penting untuk diingat bahwa tidak semua pemegang saham secara otomatis berhak menerima dividen. Investor harus memperhatikan serangkaian tanggal penting dividen agar namanya tercatat sebagai penerima keuntungan. Berikut adalah tanggal-tanggal krusial yang wajib diketahui:

  • Cum Date: Ini adalah tanggal terakhir Anda bisa membeli saham untuk tercatat sebagai pemilik yang berhak atas dividen periode tersebut. Setelah tanggal ini, peluang untuk mendapatkan dividen dari periode tersebut akan hilang.
  • Ex Date: Sehari setelah cum date, pada tanggal ini pembeli saham sudah tidak lagi berhak atas dividen dari periode yang sama. Saham yang dibeli pada atau setelah ex date tidak akan mendapatkan dividen tersebut.
  • Recording Date: Tanggal ini menjadi momen krusial bagi perusahaan untuk mencatat secara resmi nama-nama investor yang memenuhi syarat untuk menerima dividen. Data pada tanggal inilah yang menjadi acuan utama.
  • Payment Date: Ini adalah tanggal di mana perusahaan secara aktual melakukan pembayaran dividen kepada para pemegang saham yang berhak, biasanya langsung ke rekening sekuritas Anda.

Singkatnya, agar Anda berhak atas dividen, pastikan Anda telah memiliki saham pada atau sebelum cum date dan mempertahankannya setidaknya hingga ex date. Dengan memahami dan mematuhi jadwal ini, Anda bisa mengamankan hak Anda atas pembagian keuntungan perusahaan.

Baca juga: Kapan Jadwal Pembagian Dividen Bukit Asam (PTBA)?

Simulasi: Cara Mendapatkan dan Menghitung Dividen

Untuk memberikan gambaran yang lebih konkret mengenai cara mendapatkan dividen dan perhitungan dividen, mari kita ambil contoh kasus PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) yang pada tahun 2024 membagikan dividen tunai sebesar Rp 210 per lembar saham. Berikut adalah jadwal penting pembagian dividen tersebut:

  • Cum Date: 5 Maret 2024
  • Ex Date: 6 Maret 2024
  • Recording Date: 7 Maret 2024
  • Payment Date: 27 Maret 2024

Berdasarkan jadwal tersebut, agar Anda memenuhi syarat untuk menerima dividen dari BBRI, Anda wajib memiliki saham BBRI paling lambat pada 5 Maret 2024 (cum date) dan tidak menjualnya hingga melewati ex date. Apabila Anda membeli 50 lot saham BBRI, maka estimasi dividen yang akan Anda terima dapat dihitung sebagai berikut:

  • 50 lot x 100 lembar/lot x Rp 210/lembar = Rp 1.050.000

Dengan demikian, Anda akan menerima dana sebesar Rp 1.050.000 sebagai dividen tunai yang akan langsung masuk ke rekening sekuritas Anda pada tanggal pembayaran yang telah ditetapkan.

Baca juga: Simak Daftar BUMN yang Bagi Dividen Jumbo pada 2025

Bagaimana Memilih Saham yang Memberi Dividen?

Apabila strategi investasi Anda berfokus pada perolehan dividen, langkah krusial adalah cermat dalam memilih saham dari perusahaan yang memiliki rekam jejak konsisten dalam membagikan keuntungan kepada pemegang sahamnya.

Salah satu referensi yang sangat berguna adalah IDX High Dividend 20, sebuah indeks yang secara khusus mengompilasi 20 saham dengan riwayat pembagian dividen tertinggi dan paling stabil. Indeks ini bisa menjadi panduan awal bagi para investor jangka panjang yang mencari pendapatan pasif.

Selain itu, Anda dapat proaktif memantau jadwal pembagian dividen secara berkala melalui situs resmi seperti www.ksei.co.id. Tidak kalah penting adalah menganalisis Dividend Payout Ratio (DPR) atau rasio pembayaran dividen. Rasio ini menunjukkan persentase laba bersih perusahaan yang dialokasikan untuk dividen. Semakin tinggi nilai DPR, semakin besar pula porsi keuntungan yang dibagikan kepada investor, meskipun perlu diingat bahwa DPR yang terlalu tinggi juga bisa menandakan kurangnya reinvestasi dalam perusahaan.

Baca juga: RUPS PTBA Digelar Hari Ini, Potensi Dividen Capai Rp 333 per Saham

Cara Menghitung Nilai Dividen

Untuk mengestimasi nilai dividen yang akan Anda terima, ada rumus dasar yang dapat digunakan, terutama untuk menghitung total dividen yang akan dibagikan perusahaan:

  • Dividen = Laba Bersih x Dividend Payout Ratio (DPR)

Sebagai ilustrasi, bayangkan sebuah perusahaan mencatatkan laba bersih sebesar Rp 800 juta dan memutuskan untuk menetapkan DPR sebesar 50 persen. Maka, total dividen yang akan didistribusikan kepada seluruh pemegang saham adalah:

  • Rp 800.000.000 x 50 persen = Rp 400.000.000

Selanjutnya, jika diketahui bahwa jumlah saham yang beredar di publik adalah 2 juta lembar, maka dividen per lembar saham yang akan diterima masing-masing investor dapat dihitung sebagai berikut:

  • Rp 400.000.000 / 2.000.000 lembar = Rp 200 per lembar saham

Dengan pemahaman yang komprehensif mengenai mekanisme dividen saham, mulai dari definisinya, jadwal krusial, hingga cara menghitung nilai dividen, para investor dapat secara efektif memaksimalkan potensi keuntungan dari investasi saham mereka. Ini bukan hanya tentang meraih capital gain semata, melainkan juga membangun aliran pendapatan pasif yang jauh lebih stabil dan konsisten melalui pembagian dividen. Pengetahuan ini memberdayakan investor untuk merancang strategi investasi yang lebih holistik dan menguntungkan.

Ringkasan

Dividen adalah pembagian sebagian laba bersih perusahaan kepada pemegang saham, bisa berupa tunai atau saham, yang disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Ini menjadi salah satu sumber pendapatan pasif utama bagi investor jangka panjang. Untuk berhak menerima dividen, investor wajib memiliki saham pada atau sebelum cum date dan tidak menjualnya hingga melewati ex date, sebelum perusahaan mencatat nama penerima pada recording date.

Pembayaran dividen akan dilakukan pada payment date. Perhitungan dividen per lembar saham dapat diestimasi dari laba bersih perusahaan, Dividend Payout Ratio (DPR), dan jumlah saham yang beredar. Investor yang fokus pada dividen dapat memilih saham dengan rekam jejak pembagian konsisten, seperti yang terangkum dalam indeks IDX High Dividend 20 atau melalui analisis DPR.

Advertisement

Baca Juga

nafa cahyani

Saya merupakan seorang content writer SEO, Teknologi, Finansial, Wisata, Resep Masakan dan lain-lain, Semoga dapat bermanfaat untuk teman semua.