Sejumlah maskapai penerbangan, khususnya di Eropa, telah lama memberlakukan kebijakan yang memberatkan penumpang terkait barang bawaan. Salah satunya adalah biaya tambahan untuk tas yang ingin dibawa ke dalam kabin pesawat. Kini, Uni Eropa tengah berencana untuk merombak total aturan penerbangan yang berlaku, termasuk regulasi seputar bagasi dan hak-hak penumpang lainnya.
Mengutip laporan dari Express, rancangan aturan baru ini secara tegas menyatakan bahwa barang bawaan yang dapat dimasukkan ke dalam kabin pesawat harus diberikan secara gratis. Artinya, maskapai penerbangan tidak lagi diizinkan membebankan biaya tambahan kepada penumpang untuk membawa tas kabin mereka. Sebagai perbandingan, saat ini Ryanair mengizinkan tas jinjing gratis berukuran 40x20x25 sentimeter, sementara easyJet memberikan batas 45x36x20 sentimeter, termasuk roda dan pegangan, untuk tas gratis.
Aturan Barang Bawaan di Kabin
Meski demikian, dalam konsep aturan baru, bagasi gratis ini tampaknya akan dibatasi pada “barang pribadi” saja, yaitu tas yang berukuran 40x30x15 cm (termasuk roda dan pegangan) dan dapat diletakkan di bawah kursi depan. Menariknya, tidak ada penjelasan mengenai ukuran atau biaya untuk tas yang disimpan di loker atas pesawat. Ini menimbulkan pertanyaan mengenai potensi biaya tersembunyi yang mungkin timbul.
Aturan ini direncanakan berlaku bagi maskapai penerbangan yang berbasis di Uni Eropa, bahkan ketika mereka mengangkut penumpang dari negara-negara non-Uni Eropa. Namun, perubahan ini menuai penolakan keras dari beberapa negara anggota, termasuk Spanyol, Jerman, Slovenia, dan Portugal. Mereka khawatir bahwa aturan ini justru dapat mengakibatkan penumpang membayar lebih mahal untuk hampir semua jenis tas kabin, alih-alih mendapatkan keringanan.
Menteri Hak Sosial, Urusan Konsumen, dan Agenda 2030 Spanyol, Pablo Bustinduy, secara terbuka menyatakan bahwa perubahan ini dapat melanggar hak-hak konsumen dan justru akan memperkuat kekuatan serta keuntungan maskapai penerbangan, bukan sebaliknya.
Aturan Kompensasi Penerbangan
Selain perubahan mengenai ukuran standar bagasi kabin dan biaya, Dewan Uni Eropa juga tengah meninjau ulang aturan terkait kompensasi penundaan bagi penumpang. Berdasarkan usulan terbaru, kompensasi hanya akan diberikan kepada penumpang yang mengalami penundaan selama empat jam, berbeda dengan aturan yang berlaku saat ini yaitu tiga jam. Sementara itu, untuk penerbangan jarak jauh, kompensasi baru dapat diklaim jika penundaan mencapai enam jam atau lebih.
Dikutip dari Mirror, proposal ini juga mencakup perubahan nilai kompensasi. Penumpang yang mengalami keterlambatan penerbangan jarak pendek akan menerima kompensasi yang meningkat dari €250 (sekitar Rp 4,6 juta) menjadi €300 (sekitar Rp 5,6 juta). Namun, untuk penerbangan jarak jauh, nilai kompensasi justru akan dikurangi, dari €600 (sekitar Rp 11,3 juta) menjadi €500 (sekitar Rp 9,3 juta), sebuah langkah yang mungkin mengecewakan sebagian penumpang.
Ringkasan
Uni Eropa berencana merombak total aturan penerbangan, khususnya mengenai bagasi dan hak-hak penumpang. Rancangan aturan baru menyatakan bahwa barang bawaan yang dapat dimasukkan ke kabin harus diberikan secara gratis, namun akan dibatasi pada “barang pribadi” berukuran 40x30x15 cm. Kebijakan ini memicu kekhawatiran akan potensi biaya tersembunyi dan penolakan dari beberapa negara anggota yang khawatir penumpang justru akan membayar lebih.
Selain itu, Dewan Uni Eropa juga meninjau ulang aturan kompensasi penundaan penerbangan. Usulan terbaru mengubah ambang batas kompensasi menjadi empat jam untuk penundaan umum dan enam jam untuk penerbangan jarak jauh. Nilai kompensasi untuk penerbangan jarak pendek diusulkan naik menjadi €300, sementara untuk penerbangan jarak jauh akan dikurangi menjadi €500.