Danantara Incar Saham GOTO? Ekonom Ungkap Strategi Jitu Investasi!

Ade Banteng

Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara, atau yang lebih dikenal sebagai Danantara Indonesia, dilaporkan tengah secara aktif menjajaki peluang investasi strategis. Langkah ini muncul di tengah kencangnya rumor mengenai potensi merger raksasa teknologi antara PT Goto Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) dan Grab Holdings. Investasi yang diincar Danantara disebut-sebut sebagai mekanisme krusial untuk mempertahankan kepemilikan nasional atas entitas hasil penggabungan dua pemain dominan di ranah digital tersebut.

Ekonom senior dari Universitas Paramadina, Wijayanto Samirin, menyatakan keyakinannya bahwa langkah Danantara ini sangat mungkin akan mendapatkan dukungan penuh dari Presiden Prabowo Subianto. Hal ini mengingat Presiden memiliki kepedulian yang sangat besar terhadap isu ekonomi kerakyatan dan kepentingan nasional. “Jika melihat concern Presiden pada ekonomi kerakyatan dan kepentingan nasional, sangat mungkin Presiden akan mendukung rencana ini,” ungkap Wijayanto dalam keterangannya, Senin (9/6/2025).

Lebih lanjut, Wijayanto menyoroti skala dampak dari ekosistem digital yang diusung oleh GoTo dan Grab. “Bayangkan, saat ini ekosistem GoTo-Grab melibatkan sekitar 4 juta mitra driver dan mitra kurir, ekosistemnya jutaan UMKM dan puluhan juta pelanggan,” bebernya. Menurutnya, keberadaan ekosistem ini menyangkut hajat hidup banyak orang, mulai dari pengemudi, pelaku usaha, hingga sistem pembayaran yang menjadi tulang punggung transaksi digital. Ekosistem ini secara efektif menghubungkan jutaan pelaku ekonomi, dari ojek, taksi, kurir, hingga sistem pembayaran, dengan potensi pengembangan yang sangat luas untuk sub-sektor ekonomi lainnya di masa depan.

Dalam konteks ini, pemerintah memiliki kepentingan besar untuk memastikan bahwa ekosistem vital ini dapat menyejahterakan semua pihak yang terlibat di dalamnya. Jika visi untuk mendorong ekonomi kerakyatan yang inklusif ingin terwujud, maka memiliki pengaruh signifikan atas ekosistem ini menjadi suatu keharusan. “Dalam konteks ini, keterlibatan pemerintah melalui Danantara sebagai pemegang saham merupakan langkah paling praktis untuk memastikan kepentingan pemerintah dan rakyat terfasilitasi,” jelas Wijayanto.

Dilansir dari laporan Bloomberg, Danantara dikabarkan telah memulai diskusi awal dengan GoTo untuk mengakuisisi saham minoritas, jika nantinya kesepakatan merger antara GoTo dan Grab benar-benar terealisasi. Sumber-sumber yang mengetahui jalannya diskusi tersebut menyatakan bahwa rencana investasi Danantara ini diharapkan dapat meredakan kekhawatiran pemerintah Indonesia terhadap dampak yang mungkin timbul dari merger GoTo dengan Grab. Terlebih lagi, dengan kepemilikan saham ini, pemerintah Indonesia berpeluang memiliki bagian dari salah satu perusahaan teknologi terbesar di Asia.

Namun demikian, hingga saat artikel ini ditulis, belum ada keterangan resmi dari Danantara perihal kabar penjajakan investasi yang strategis ini.

Ringkasan

Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara Indonesia) dilaporkan tengah menjajaki investasi strategis, terutama terkait PT Goto Gojek Tokopedia Tbk (GOTO), di tengah rumor merger GOTO dengan Grab Holdings. Langkah ini bertujuan untuk mempertahankan kepemilikan nasional atas entitas hasil penggabungan dua raksasa teknologi tersebut. Ekonom Wijayanto Samirin meyakini bahwa Presiden Prabowo Subianto kemungkinan akan mendukung rencana ini demi kepentingan ekonomi kerakyatan.

Ekosistem GoTo-Grab yang sangat luas melibatkan jutaan mitra dan UMKM, sehingga pemerintah melalui Danantara merasa perlu memastikan kesejahteraan semua pihak. Keterlibatan pemerintah sebagai pemegang saham dianggap krusial untuk memfasilitasi kepentingan rakyat. Dilaporkan oleh Bloomberg, Danantara sedang berdiskusi untuk mengakuisisi saham minoritas guna meredakan kekhawatiran pemerintah terkait dampak merger tersebut.

Baca Juga

Bagikan:

Tags