Labuan Bajo Jadi Mimpi Buruk? Turis Amerika Tertipu Agen Wisata!

Ade Banteng

LABUAN BAJO, KOMPAS.com – Pengalaman liburan yang seharusnya berkesan di destinasi super prioritas Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), berubah menjadi mimpi buruk bagi 20 wisatawan pada Senin, 2 Juni 2025. Sebanyak 13 wisatawan asal Amerika Serikat dan 7 wisatawan nusantara terindikasi menjadi korban penipuan oleh salah satu agen perjalanan yang beroperasi di wilayah tersebut.

Ruth Krisnianti Utami, salah satu perwakilan wisatawan yang turut menjadi korban, mengungkapkan kekecewaan mendalam, terutama dari keluarganya yang datang jauh-jauh dari Amerika Serikat. “Mereka semua kecewa. Karena pikirnya, saya orang Indonesia, tapi saya orang Indonesia saja masih kena tipu oleh orang Indonesia sendiri,” tutur Ruth kepada wartawan dengan nada prihatin. Ia menambahkan bahwa ini adalah kunjungan pertama keluarga besarnya dari Amerika ke Labuan Bajo, dan pengalaman pahit ini berisiko mencoreng citra pariwisata Indonesia di mata mereka. “Jadi image Indonesia sendiri saat ini di mata keluarga saya di Amerika lagi nggak bagus. Tidak bisa dipercaya,” tegasnya, menegaskan betapa fatalnya dampak insiden ini terhadap kepercayaan turis internasional.

Kekecewaan Ruth tidak hanya berhenti pada kerugian materi, tetapi juga pada integritas sektor pariwisata Labuan Bajo. Ia berharap pemerintah serius membenahi sistem agen perjalanan yang ada. “Destinasinya sudah diakui dunia. Standarnya harus mendunia. Tapi bagaimana kalau orang Indonesia sendiri tidak bisa dipercaya,” ujarnya. Ruth, yang menikah dengan warga negara Amerika, menyuarakan kekhawatiran tentang bagaimana turis asing bisa menaruh kepercayaan pada industri pariwisata Indonesia jika praktik tidak jujur masih terjadi secara terang-terangan.

Merespons insiden penipuan agen travel ini, Kepala Seksi Humas Polres Manggarai Barat, Ipda Hery Suryana, menjelaskan bahwa pihak kepolisian segera mengambil tindakan. Kejadian pada Senin, 2 Juni 2025, bermula ketika para wisatawan telah memesan dan melunasi seluruh biaya perjalanan trip mereka kepada agen travel bernama GTAT. Namun, saat hendak berlayar menuju Taman Nasional Komodo dengan kapal FSK, mereka ditolak oleh pihak kapal. Penolakan ini disebabkan agen GTAT belum menyelesaikan pembayaran uang muka (DP) kepada pemilik kapal.

Ipda Hery Suryana menambahkan, berdasarkan laporan, para wisatawan telah membayar lunas sebesar Rp 101.300.000 kepada agen GTAT untuk paket perjalanan 3 hari 2 malam ke Pulau Komodo dengan menggunakan Kapal FSK. Akan tetapi, pemilik kapal FSK mengungkapkan bahwa agen GTAT baru membayarkan Rp 24.300.000 dari total uang muka yang seharusnya Rp 80 juta. Merasa tertipu, para wisatawan segera melaporkan kejadian ini ke Polres Manggarai Barat pada Selasa sore, 3 Juni 2025.

Berkat respons cepat aparat, pihak Kapal FSK bersama personel Unit Wisata Satuan Pengamanan Objek Vital (PAM Obvit) Polres Manggarai Barat segera menelusuri dan mendatangi rumah agen GTAT untuk meminta klarifikasi dan penyelesaian. Setelah dilakukan mediasi intensif antara para wisatawan yang menjadi korban, agen GTAT, dan pihak kapal FSK, sebuah kesepakatan berhasil dicapai. Pihak kapal akhirnya setuju untuk memberangkatkan 20 wisatawan tersebut ke tujuan wisata yang telah mereka impikan, yakni Taman Nasional Komodo. Seluruh wisatawan dilaporkan telah berhasil menikmati keindahan destinasi wisata mereka, meskipun harus melewati pengalaman pahit di awal perjalanan.

Ringkasan

Dua puluh wisatawan, termasuk 13 dari Amerika Serikat, menjadi korban penipuan oleh agen perjalanan GTAT di Labuan Bajo pada 2 Juni 2025. Meskipun telah melunasi biaya perjalanan sebesar Rp 101.300.000 untuk trip ke Taman Nasional Komodo, agen tersebut gagal membayar lunas uang muka kepada pemilik kapal FSK. Insiden ini menyebabkan kekecewaan mendalam bagi para turis dan dikhawatirkan mencoreng citra pariwisata Indonesia di mata internasional.

Setelah dilaporkan ke Polres Manggarai Barat, polisi segera bertindak cepat memediasi antara wisatawan, agen GTAT, dan pihak kapal FSK. Melalui mediasi intensif, dicapai kesepakatan agar 20 wisatawan tersebut tetap diberangkatkan. Akhirnya, seluruh wisatawan berhasil menikmati perjalanan mereka ke Taman Nasional Komodo, meskipun sempat menghadapi pengalaman tidak menyenangkan di awal.

Baca Juga

Bagikan: