BANJARBARU, KOMPAS.com – Kabar membanggakan datang dari Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel), di mana Geopark Meratus secara resmi telah ditetapkan sebagai UNESCO Global Geopark (UGGp). Penetapan prestisius ini, yang berlangsung pada April 2025, menandai pengakuan dunia atas keunikan geologi, budaya, dan keanekaragaman hayati kawasan tersebut.
Momen bersejarah penerimaan sertifikat pengakuan ini dihelat di Markas Besar UNESCO, Paris, Perancis, pada Senin, 2 Juni 2025. Gubernur Kalsel, Muhidin, hadir secara langsung untuk menerima penyerahan sertifikat dari Direktur Jenderal UNESCO, Audrey Azoulay, menjadi saksi bisu pengukuhan Geopark Meratus di kancah global.
Pengakuan ini menempatkan Geopark Meratus sebagai satu dari total dua belas Geopark Global yang dimiliki Indonesia, sekaligus menegaskan posisi Kalsel di peta pariwisata berkelanjutan dunia. Gubernur Muhidin tidak dapat menyembunyikan kebanggaannya, menyatakan bahwa dari enam belas negara yang menerima pengakuan serupa, Indonesia berhasil diwakili oleh dua geopark, yaitu Geopark Kebumen dan tentu saja Geopark Meratus. Baginya, capaian ini bukanlah akhir, melainkan sebuah permulaan untuk “pekerjaan besar yang harus kita lanjutkan bersama.”
Gubernur Muhidin juga menekankan bahwa status Global Geopark ini membawa tantangan baru bagi Pemerintah Provinsi Kalsel untuk terus berbenah dan meningkatkan kualitas. Ia melihat pengakuan dari UNESCO ini sebagai langkah awal bagi Badan Pengelola Geopark Meratus (BPGM) untuk terus memenuhi berbagai persyaratan lanjutan yang ditetapkan UNESCO. Lebih lanjut, ia menegaskan pentingnya promosi Geopark Meratus. “Kita harus memperkenalkan Geopark Meratus ke dunia. Harus menjadi tuan rumah di masa depan,” ujar Muhidin, menyoroti visi menjadikan Kalsel sebagai destinasi global.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Harian Geopark Meratus, Hanifah Dwi Nirwana, turut memaparkan kekayaan alam dan keunikan yang dimiliki kawasan ini di hadapan para petinggi UNESCO. Ia secara detail menjelaskan berbagai destinasi unggulan yang memukau, mulai dari keindahan arsitektur lokal Rumah Adat Bumbungan Tinggi, kehidupan otentik Pasar Terapung yang legendaris, hingga pesona lanskap megah Pegunungan Meratus yang membentang luas di Kalsel. Presentasinya juga menyertakan kekayaan kuliner dan produk lokal khas, seperti aroma khas Kopi Aranio, kehangatan kayu manis, serta aneka jajanan tradisional yang menjadi ciri khas Bumi Lambung Mangkurat.
Berbekal keanekaragaman hayati dan warisan budaya yang tak ternilai, Geopark Meratus diharapkan dapat menjadi kebanggaan masyarakat Kalsel sekaligus aset nasional yang wajib dijaga kelestariannya. Seperti yang ditegaskan oleh Hanifah, “Geopark Meratus tidak hanya menjadi kebanggaan daerah, tetapi juga aset nasional yang menjembatani pelestarian alam dan pengembangan pariwisata berkelanjutan,” sebuah visi untuk menyeimbangkan antara konservasi lingkungan dan pertumbuhan ekonomi lokal.
Dengan resmi bergabungnya Meratus dalam daftar Global Geopark, Indonesia kini bangga memiliki total dua belas geopark yang diakui dunia. Dua belas situs istimewa tersebut meliputi Geopark Batur, Belitong, Ciletuh, Gunung Sewu, Ijen, Maros Pangkep, Merangin Jambi, Raja Ampat, Rinjani Lombok, Kaldera Toba, Kebumen, dan kini, Geopark Meratus.
Ringkasan
Geopark Meratus di Kalimantan Selatan telah resmi ditetapkan sebagai UNESCO Global Geopark (UGGp), sebuah pengakuan prestisius yang menegaskan keunikan geologi, budaya, dan keanekaragaman hayati kawasan tersebut di mata dunia. Pengakuan ini terjadi pada April 2025, dengan sertifikat yang diterima langsung oleh Gubernur Kalsel, Muhidin, di Markas Besar UNESCO Paris pada 2 Juni 2025. Penetapan ini menjadikan Geopark Meratus salah satu dari total dua belas Geopark Global yang dimiliki Indonesia, termasuk Geopark Kebumen yang juga baru diakui.
Status UGGp ini merupakan langkah awal bagi Pemerintah Provinsi Kalsel untuk terus berbenah dan mempromosikan Geopark Meratus secara global sebagai destinasi pariwisata berkelanjutan. Ketua Harian Geopark Meratus, Hanifah Dwi Nirwana, telah memaparkan kekayaan alam dan budaya yang memukau, seperti Rumah Adat Bumbungan Tinggi, Pasar Terapung, Pegunungan Meratus, Kopi Aranio, dan kuliner khas. Geopark Meratus diharapkan dapat menjadi kebanggaan daerah dan aset nasional yang mendukung pelestarian alam serta pengembangan pariwisata berkelanjutan.