Rancak Media – Kabar tak terbitnya visa haji furoda untuk keberangkatan tahun 2025 ini telah memicu beragam kisah, menyisakan mereka yang merugi dan mereka yang berhasil meminimalisir dampak finansialnya.
Salah satunya adalah Mico Kelana, Founder HajiFuroda.id, yang menegaskan pihaknya tidak mengalami kerugian finansial signifikan akibat pembatalan visa haji furoda tersebut.
“Secara teknis, kami tidak ada kerugian. Butuh strategi dan pengalaman yang baik sebagai fasilitator haji furoda,” kata Mico saat dihubungi Kompas.com, Selasa (2/6/2025).
Mico menekankan betapa krusialnya mengedukasi calon jemaah terkait sifat perjalanan haji furoda yang memang tidak pasti keberangkatannya. Hal ini sangat berbeda dengan haji reguler dan haji plus (khusus) yang, meskipun wajib menunggu antrean bertahun-tahun, dipastikan akan berangkat ke Tanah Suci.
Para calon jemaah haji furoda memang berkesempatan untuk langsung bertolak ke Tanah Suci pada periode haji di tahun yang sama saat mendaftar. Namun, kemudahan ini datang dengan konsekuensi biaya yang jauh lebih tinggi dan, yang terpenting, kuota yang tidak pasti setiap tahunnya.
Selama periode 2022-2024, tercatat sekitar 3.000-an jemaah haji furoda dari Indonesia berhasil berangkat. “Jadi ya fair, aman-aman saja gitu, enggak ada masalah. Nah, kemudian tahun 2025 ini memang sinyal (visa furoda tidak terbit) itu sudah ada,” tambah Mico.
Strategi Meminimalisir Kerugian: Tidak Buru-buru Memesan Hotel dan Pesawat
Berkat pemahaman mendalam tentang ketidakpastian keberangkatan haji furoda, agen travel milik Mico mengimplementasikan strategi hati-hati dengan tidak terburu-buru memesan hotel dan tiket pesawat untuk jemaah.
Menurut Sekretaris Jenderal Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia (Amphuri), Zaky Zakaria Anshary, kerugian finansial terbesar yang sering menimpa calon jemaah atau agen travel haji furoda yang gagal berangkat memang berasal dari pemesanan akomodasi dan tiket pesawat.
“Kalau yang sudah confident keluar visa furoda, terus sudah membeli tiket pesawat, bahkan mungkin sudah full payment, tentu rugi,” jelas Zaky saat dihubungi Kompas.com, Minggu (1/6/2025).
Zaky memperkirakan biaya akomodasi hotel untuk jemaah haji dapat mencapai Rp 40-50 juta per orang, ditambah dengan tarif tiket pesawat ke Jeddah, Arab Saudi, yang berkisar Rp 30 jutaan per orang.
Mico menjelaskan, agen travel hajinya baru akan melakukan pemesanan hotel dan tiket pesawat setelah ada kepastian terbitnya visa furoda. “Memang minusnya kalau booking hotel dan pesawat di akhir ada selisih margin lah, tetapi sudah pasti aman,” ujarnya.
Meskipun pemesanan pada waktu yang mepet bisa menimbulkan selisih harga hingga Rp 5 jutaan dan pilihan hotel yang lebih terbatas, strategi ini dianggap lebih aman. Proses pemesanan hotel dan tiket pesawat biasanya dilakukan dalam kurun waktu dua minggu sejak visa haji furoda dipastikan terbit.
“Selama dua pekan itu, kami akan mengurus tiket, hotel, katering, dan dan sudah pasti ada vendor sehingga kami enggak sendirian,” jelas Mico.
Meski demikian, Mico tidak menampik adanya kerugian lain yang dirasakan, baik oleh agen travel haji maupun para calon jemaah yang gagal berangkat ke Tanah Suci. Meskipun telah diedukasi sejak awal, kekecewaan mendalam tetap menjadi bagian dari pengalaman pahit ini.
“Memang dari sisi psikis ya kita semua kecewa, kita semua sedih gitu ya, tetapi Arab Saudi kan memang seperti itu, sistem visa furoda ini tidak menentu,” pungkasnya, menggarisbawahi sifat tidak pasti dari sistem visa haji furoda yang dikeluarkan oleh Arab Saudi.
Ringkasan
Kegagalan penerbitan visa haji furoda untuk keberangkatan 2025 telah menimbulkan kerugian bagi sebagian agen travel dan calon jemaah. Namun, Mico Kelana dari HajiFuroda.id berhasil menghindari kerugian finansial signifikan berkat strategi hati-hati dan edukasi bahwa haji furoda memiliki sifat keberangkatan yang tidak pasti. Kemudahan berangkat cepat haji furoda datang dengan konsekuensi biaya lebih tinggi dan kuota yang tidak terjamin setiap tahunnya.
Kerugian finansial terbesar bagi penyelenggara dan jemaah haji furoda umumnya disebabkan pemesanan hotel dan tiket pesawat terlalu dini. Strategi meminimalisir kerugian adalah menunda pemesanan akomodasi hingga visa dipastikan terbit, meskipun ada sedikit selisih harga dan pilihan terbatas. Selain itu, kekecewaan psikis yang mendalam juga menjadi kerugian akibat sistem visa furoda yang memang tidak menentu.