Laba PTBA Tembus Rp 7,9 T Pada Tahun 2021

Lutfi

Laba PTBA Tembus Rp 79 T Pada Tahun 2021
Laba PTBA Tembus Rp 79 T Pada Tahun 2021

Rancakmedia.com – Pada artikel berikut ini kami akan membahas tentang laba PTBA tembus Rp 7,9 Triliun pada tahun 2021, bagi kamu yang penasaran dengan informasi secara lengkap kamu dapat baca artikel di bawah ini hingga selesai.

PT Bukit Asam Tbk mencatatkan kenaikan laba PTBA tembus pada tahun 2021, penjualan batu bara sepanjang kuartal I 2020 sebesar 2,1 persen atau naik dari 6,6 juta ton menjadi 6,8 juta ton jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Meski volume produksi mengalami sedikit kontraksi sekitar 2. 8 persen disebabkan oleh curah hujan yang sangat tinggi terutama di awal tahun.

Sementara itu, jumlah batu bara yang diangkut dengan kereta api naik 12,1% dari periode yang sama tahun lalu menjadi 6,5 juta ton.

Pencapaian Perseroan ini tidak lepas dari strategi manajemen untuk menerapkan efisiensi berkelanjutan di semua lini & mengoptimalkan peluang pasar ekspor ke beberapa negara seperti India, Hong Kong, Taiwan, Thailand, Vietnam dan sejumlah negara Asia lainnya, di tengah fluktuasi harga. harga batubara acuan (HBA).

Pendekatan dengan memaksimalkan penjualan ekspor batu bara kalori menengah hingga tinggi ke pasar premium turut membantu pencapaian tersebut.

Sepanjang triwulan I tahun 2020, Perseroan mencatatkan pendapatan usaha sebesar Rp5,1 triliun, terdiri dari pendapatan penjualan batubara domestik sebesar Rp3,3 triliun, penjualan batubara ekspor sebesar Rp1,8 triliun dan aktivitas lainnya sebesar Rp87,2 miliar yang terdiri dari penjualan batubara sebesar Rp1,8 triliun.

Listrik, briket, minyak sawit mentah, jasa kesehatan rumah sakit dan jasa persewaan. Pendapatan operasional ini dipengaruhi oleh harga jual rata-rata batu bara yang turun 3,9 persen menjadi Rp741.845,-/ton dari Rp772.058,-/ton pada kuartal I 2019.

Penurunan tersebut disebabkan penurunan Newcastle harga batubara Rp. 29,5 persen dan harga batubara termal Indonesia (Indonesian Coal Index/ICI) GAR 5000 sebesar 6,9 persen dibandingkan harga rata-rata pada kuartal I-2019.

Rp3,6 triliun dihabiskan untuk barang-barang yang terjual pada kuartal pertama 2020, naik 1,1% dari periode sebanding tahun sebelumnya.

Menurut data kuartal pertama tahun 2020, volume penjualan, volume pengangkutan batubara, dan beban jasa pertambangan semuanya meningkat karena peningkatan nilai tukar dan peningkatan jarak angkut dibandingkan dengan kuartal pertama tahun 2019.

Laba operasional perusahaan mungkin masih bisa melebihi Rp1,08 triliun meskipun ada gambaran pendapatan dan kenaikan beban pokok penjualan dan pengeluaran operasional. EBITDA 1,5 triliun rupiah dan laba bersih 903,2 miliar rupiah menjadi milestone berikutnya.

Setara kas dan deposito berjangka dengan jangka waktu lebih dari tiga bulan, yang dimiliki perseroan sebesar Rp 8,1 triliun (292%), dan aset tetap senilai Rp 7,5 triliun merupakan komponen utama aset perseroan per 31 Maret 2020. (27,1 persen).

Total kewajiban perseroan per 31 Maret 2020 sebesar Rp7,8 triliun. Secara keseluruhan liabilitas naik dibandingkan liabilitas per 31 Desember 2019. Hal ini disebabkan adanya peningkatan liabilitas jangka panjang sebesar 11,2 persen dari realisasi triwulan I 2019.

Dengan meningkatnya posisi Kas dan Setara Kas maka rasio kas atau rasio Kas dan Setara Kas terhadap kewajiban jangka pendek Perseroan meningkat 167,4 persen yang menunjukkan bahwa Perseroan memiliki likuiditas yang sangat baik atau sangat mampu untuk menutupi kekurangannya. -Jangka waktu komitmen tepat waktu.

Sejak rencana efisiensi perusahaan ditetapkan untuk mengatasi harga batu bara yang bergejolak dan akibat dari permintaan pasokan batu bara yang lebih rendah, pencapaian ini dapat dicapai.

Beberapa strategi efisiensi yang telah dilakukan PTBA pada triwulan I-2020 secara operasional melakukan upaya penurunan HPP melalui penerapan optimalisasi biaya jasa penambangan dengan pengurangan stripping ratio dan jarak angkut yang paling optimal.

Optimalisasi jam berjalan peralatan dan penghematan bahan bakar.  Saat ini PTBA juga sedang melakukan pembahasan tarif dengan berbagai mitra penting.

Laba PTBA Tembus Mencapai Rp 7,9 T

Laporan keuangan tahunan tahun 2021 diumumkan oleh perusahaan pertambangan milik negara PT Bukit Asam Tbk (PTBA) pada Senin (7/3/2022).

Serupa dengan emiten batu bara lainnya yang meraih hasil luar biasa, PTBA juga mencatatkan pertumbuhan yang cukup besar sepanjang tahun lalu, karena melonjaknya harga batu bara.

PTBA membukukan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemegang saham induk perusahaan sebesar Rp 7,9 triliun pada 2021, naik 231,4 persen dibandingkan Rp 2,39 triliun pada 2020.

Alhasil, laba per saham dasar juga naik menjadi Rp 702 per saham, dari tahun sebelumnya Rp 213 per saham.

Pendapatan tahun lalu mencapai Rp 29,26 triliun, meningkat 68,9% dibandingkan pendapatan tahun sebelumnya Rp 17,3 triliun.

Beban pokok pendapatan naik 23,6% menjadi Rp 15,78 triliun pada 2021, dibandingkan Rp 12,76 triliun pada 2020. Laba kotor tercatat Rp 13,48 triliun, naik 195,3% dari Rp 4,57 triliun pada 2020.

Sedangkan laba operasional tercatat sebesar Rp. 9,96 triliun, meningkat 295 persen dari hanya Rp. 2,52 triliun pada tahun 2020.

FAQ

Di bawah ini kami telah merangkum beberapa pertanyaan yang sering di tanyakan tentang PT Bukti Asam BUMN, sebagai berikut:

Apakah PT Bukti Asam BUMN?

Perubahan status ini dikarenakan bergabungnya PT Bukit Asam Tbk ke dalam Holding BUMN pertambangan sesuai dengan PP 47/2017.

Kesimpulan

PT Bukit Asam Tbk mencatat kenaikan penjualan batu bara sebesar 2,1% atau naik dari 6,6 juta ton menjadi 6,8 juta ton. Volume produksi mengalami kontraksi sekitar 2,8 persen akibat curah hujan yang sangat tinggi terutama pada awal tahun.

Total kewajiban perseroan per 31 Maret 2020 sebesar Rp7,8 triliun. Hal ini disebabkan adanya peningkatan liabilitas jangka panjang sebesar 11,2 persen dari triwulan I 2019. Rasio Kas dan Setara Kas terhadap kewajiban jangka pendek meningkat 167,4 persen.

PTBA membukukan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemegang saham sebesar Rp 7,9 triliun pada 2021, naik 231,4 persen dibandingkan Rp 2,39 triliun pada 2020. Perusahaan tambang milik negara itu mencatatkan pertumbuhan yang cukup besar sepanjang tahun lalu, karena melonjaknya harga batu bara.

Baca Juga

Bagikan:

Lutfi

Hai perkenalkan saya Lutfi Hulasoh, Saya adalah seorang penulis dan bloger tekno. saya mulai membuat blog pribadi menulis artikel-artikel informatif tentang tren dan perkembangan terbaru dalam teknologi. Tulisan saya mencakup berbagai topik, mulai dari aplikasi mobile hingga kecerdasan buatan, dan Saya juga dapat memberikan penjelasan yang mudah dipahami untuk membantu pembaca memahami konsep yang kompleks.