Apa Itu Investasi Saham Syariah, Keuntungan, dan Risikonya

nafa cahyani

Rancakmedia.com Investasi saham syariah saat ini semakin diminati oleh masyarakat Indonesia yang ingin berinvestasi dalam sektor keuangan yang sesuai dengan nilai-nilai syariah.

Saham syariah sendiri adalah saham yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah, seperti tidak terlibat dalam kegiatan riba, alkohol, dan perjudian.

Investasi saham syariah memiliki potensi untuk memberikan keuntungan jangka panjang dan mempromosikan nilai-nilai etis.

Apa Itu Investasi Saham Syariah

Apa Itu Investasi Saham Syariah

Investasi saham syariah adalah jenis investasi di mana investor membeli saham perusahaan yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam.

Saham syariah berasal dari perusahaan yang tidak terlibat dalam bisnis yang dianggap haram dalam Islam, seperti industri alkohol, perjudian, atau pornografi.

Perusahaan yang memenuhi syarat syariah harus memastikan bahwa bisnis mereka dijalankan dengan cara yang halal dan sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.

Misalnya, perusahaan tidak boleh menggunakan bunga dalam kegiatan finansialnya, tidak boleh melakukan spekulasi, atau berurusan dengan produk-produk haram.

Investasi saham syariah memiliki beberapa keunggulan, seperti berpotensi memberikan imbal hasil yang lebih tinggi daripada produk investasi lainnya, serta dapat menjadi pilihan yang lebih aman karena memilih perusahaan yang beroperasi sesuai dengan prinsip syariah.

Namun, seperti jenis investasi lainnya, investasi saham syariah juga memiliki risiko dan investor perlu melakukan penelitian yang cukup dan berhati-hati sebelum melakukan investasi.

Hal ini meliputi memahami profil perusahaan, melihat kinerja historis mereka, dan memahami struktur keuangan mereka. Selain itu, investor juga harus memperhatikan kondisi pasar dan berinvestasi dengan tujuan jangka panjang.

Tujuan Investasi Saham Syariah

Tujuan dari investasi saham syariah adalah untuk memperoleh keuntungan yang halal dan sesuai dengan prinsip syariah.

Prinsip syariah dalam investasi saham melarang investasi dalam perusahaan yang terlibat dalam bisnis yang dianggap haram, seperti perjudian, riba, minuman keras, dan daging babi.

Selain itu, investasi saham syariah juga bertujuan untuk memberikan manfaat bagi masyarakat secara keseluruhan.

Dalam investasi saham syariah, perusahaan yang diinvestasikan harus memenuhi kriteria sosial dan lingkungan yang positif dan harus memberikan kontribusi yang berkelanjutan terhadap masyarakat dan lingkungan.

Investasi saham syariah juga dianggap sebagai investasi jangka panjang yang stabil dan dapat memberikan keuntungan yang tinggi dalam jangka waktu yang cukup lama.

Tujuan Investasi Saham Syariah

Karena investasi saham syariah didasarkan pada prinsip-prinsip syariah yang sehat dan adil, maka keputusan investasi dapat diambil dengan lebih tenang dan terukur.

Dalam investasi saham syariah, investor juga diharapkan untuk memperhatikan dan memahami karakteristik perusahaan yang akan diinvestasikan.

Investor perlu melihat bagaimana perusahaan memanfaatkan dana yang diinvestasikan, kinerja keuangan, manajemen perusahaan, dan sebagainya, untuk memastikan bahwa investasi tersebut sesuai dengan prinsip-prinsip syariah dan memberikan potensi keuntungan yang baik.

Secara keseluruhan, tujuan dari investasi saham syariah adalah untuk memperoleh keuntungan yang halal dan sesuai dengan prinsip syariah, memberikan manfaat bagi masyarakat secara keseluruhan, dan menjadi investasi jangka panjang yang stabil dan menguntungkan.

Keuntungan dari Investasi Saham Syariah

Berikut keuntungan dari investasi saham syariah, yaitu:

  • Sesuai dengan prinsip syariah: Saham syariah adalah saham dari perusahaan-perusahaan yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam. Oleh karena itu, investasi dalam saham syariah dianggap halal dan tidak bertentangan dengan keyakinan agama Islam.
  • Fokus pada sektor yang stabil: Saham syariah cenderung berinvestasi di sektor-sektor yang stabil, seperti perbankan, properti, makanan dan minuman, serta farmasi. Dalam jangka panjang, sektor-sektor ini memiliki prospek yang baik dan bisa memberikan return yang stabil bagi para investor.
  • Prinsip-prinsip investasi yang beretika: Perusahaan-perusahaan yang menjadi pilihan saham syariah tidak boleh terlibat dalam bisnis yang dianggap haram, seperti riba, alkohol, atau perjudian. Dengan demikian, investasi dalam saham syariah dipandang sebagai investasi yang beretika.
  • Lebih stabil dalam kondisi pasar yang bergejolak: Karena fokus pada sektor yang stabil dan dipilih berdasarkan prinsip syariah, saham syariah cenderung lebih stabil dalam kondisi pasar yang bergejolak. Ini memungkinkan investor untuk mempertahankan investasi mereka dalam jangka panjang.
  • Potensi return yang menarik: Meskipun fokus pada sektor yang stabil, saham syariah memiliki potensi return yang menarik bagi para investor. Seiring dengan pertumbuhan perusahaan dan sektor yang diinvestasikan, nilai saham syariah juga bisa meningkat seiring waktu.

Risiko Investasi di Saham Syariah

Risiko investasi di saham syariah sebenarnya tidak jauh berbeda dengan risiko investasi di saham konvensional. Namun, terdapat beberapa risiko khusus yang perlu diperhatikan dalam investasi saham syariah, di antaranya:

Risiko Investasi di Saham Syariah

  1. Risiko bisnis: Risiko bisnis terkait dengan kondisi perusahaan yang bisa berpengaruh pada harga sahamnya. Misalnya, jika perusahaan mengalami penurunan kinerja atau terjadi masalah di dalam perusahaan, maka harga sahamnya bisa turun.
  2. Risiko pasar: Risiko pasar terkait dengan kondisi pasar saham secara keseluruhan yang dapat mempengaruhi harga saham. Misalnya, jika terjadi ketidakstabilan politik atau kondisi ekonomi yang buruk, maka harga saham secara umum bisa turun.
  3. Risiko likuiditas: Risiko likuiditas terkait dengan kemampuan untuk membeli atau menjual saham dengan mudah. Saham syariah cenderung memiliki tingkat likuiditas yang lebih rendah dibandingkan dengan saham konvensional. Oleh karena itu, investor mungkin kesulitan menjual sahamnya jika diperlukan.
  4. Risiko syariah: Risiko syariah terkait dengan kepatuhan perusahaan terhadap prinsip-prinsip syariah. Jika perusahaan tidak mematuhi prinsip-prinsip syariah, maka investasi saham syariah menjadi tidak sah dan investor bisa mengalami kerugian.
  5. Risiko konversi: Risiko konversi terkait dengan kemungkinan perubahan status saham dari saham syariah menjadi saham konvensional atau sebaliknya. Hal ini bisa terjadi jika perusahaan mengalami perubahan dalam struktur kepemilikan atau mengubah kebijakan bisnisnya.

Cara Berinvestasi di Saham Syariah

Berikut adalah beberapa cara untuk berinvestasi di saham syariah:

1. Mencari Informasi tentang Saham Syariah

Sebelum berinvestasi di saham syariah, penting untuk mencari informasi yang cukup mengenai saham syariah dan perusahaan yang dipilih.

Investor dapat memperoleh informasi tentang saham syariah melalui sumber informasi seperti situs web saham syariah, media keuangan, dan perusahaan pialang saham.

2. Memilih Perusahaan Syariah yang Sesuai

Investor harus memilih perusahaan yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah dan memiliki kinerja keuangan yang baik.

Beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan saat memilih perusahaan saham syariah termasuk reputasi perusahaan, kinerja keuangan, sektor bisnis, dan pertumbuhan masa depan.

3. Membuka Rekening Sekuritas

Membuka Rekening Sekuritas

Investor perlu membuka rekening sekuritas di bank atau perusahaan sekuritas yang memfasilitasi perdagangan saham syariah. Investor harus mengisi formulir dan melengkapi persyaratan yang diperlukan untuk membuka rekening sekuritas.

4. Melakukan Pembelian Saham Syariah

Setelah membuka rekening sekuritas, investor dapat melakukan pembelian saham syariah melalui pialang saham. Investor dapat membeli saham syariah secara langsung melalui perusahaan pialang saham atau melalui aplikasi perdagangan saham.

5. Melakukan Monitor Terhadap Saham Syariah

Investor harus melakukan monitoring secara rutin terhadap kinerja saham syariah yang dimiliki. Investor dapat memantau saham syariah melalui sumber informasi seperti situs web saham syariah, media keuangan, dan perusahaan pialang saham.

Dengan mengetahui cara berinvestasi di saham syariah, investor dapat memilih investasi yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah dan dapat memberikan potensi keuntungan jangka panjang.

Namun, seperti semua investasi, investasi di saham syariah juga memiliki risiko yang perlu dipertimbangkan dengan hati-hati.

Produk Saham Syariah di Indonesia

Di bawah ini terdapat beberapa produk saham syariah di Indonesia, yaitu:

1. Sukuk Investasi Saham Syariah

Sukuk Investasi Saham Syariah, yang juga dikenal sebagai obligasi syariah atau sukuk ritel, merupakan sertifikat atau bukti kepemilikan bersama atas aset tertentu dengan sistem bagi hasil.

Berbeda dengan obligasi konvensional yang merupakan surat utang atau pinjaman yang berbunga.

Sukuk Investasi Saham Syariah harus digunakan untuk kegiatan usaha yang halal karena namanya juga syariah.

Sukuk terdiri dari dua jenis berdasarkan penerbitannya, yaitu Sukuk negara dan Sukuk Korporasi.

Produk Saham Syariah di Indonesia

  1. Sukuk negara: Diterbitkan oleh pemerintah Indonesia berdasarkan Undang-undang No. 19 tahun 2008 mengenai Surat Berharga Syariah Negara (SBSN).
  2. Sukuk Korporasi: Diterbitkan oleh perusahaan swasta atau Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sesuai dengan peraturan OJK No. 18/POJK.04/2005 tentang penerbitan dan persyaratan sukuk.

2. Reksa Dana Syariah

Modal kecil bukanlah masalah untuk tidak melakukan investasi karena Reksa Dana Syariah dapat menjadi alternatif investasi yang baik.

Investor juga tidak perlu memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko investasi karena Manajer Investasi akan membantu dalam melakukan perhitungan yang dibutuhkan.

Perbedaan antara Manajer Investasi pada Reksa Dana Syariah dan Reksa Dana Konvensional adalah Manajer Investasi pada Reksa Dana Syariah tidak memiliki kebebasan untuk membeli saham apapun.

Oleh karena itu, para Manajer Investasi pada Reksa Dana Syariah akan lebih selektif dalam memilih saham yang sesuai dengan prinsip syariah Islam.

3. Exchange Trade Fund (ETF) Syariah

Exchange Trade Fund (ETF) Syariah adalah reksa dana yang unit penyertaannya diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan portofolionya terdiri dari saham-saham yang termasuk dalam kategori saham syariah.

Bagi investor yang mempertimbangkan imbal hasil, ETF Syariah dapat menjadi pilihan yang tepat.

Namun, kelemahannya adalah jumlah ETF Syariah yang tersedia masih terbatas dibandingkan dengan jumlah ETF konvensional yang diperdagangkan di pasar modal.

Oleh karena itu, para investor memiliki sedikit pilihan dalam memilih ETF Syariah.

4. Efek Beragun Aset (EBA) Syariah

Efek Beragun Aset (EBA) Syariah merupakan jenis efek yang diterbitkan melalui kontrak investasi kolektif EBA Syariah.

Portofolio EBA Syariah meliputi aset keuangan dalam bentuk tagihan, yang berasal dari surat berharga komersial, tagihan di masa depan, dan transaksi jual beli aset fisik atau real yang dilakukan oleh lembaga keuangan.

EBA Syariah dijamin oleh pemerintah dan pengelolaannya mengikuti prinsip-prinsip syariah dalam meningkatkan arus kas dan aset keuangan.

Dalam melakukan penawaran umum EBA Syariah, investor harus mematuhi ketentuan umum terkait pengajuan pernyataan pendaftaran, peraturan penawaran umum EBA Syariah, serta ketentuan lainnya.

Efek Beragun Aset (EBA) Syariah

Selain itu, ketentuan tersebut harus dimasukkan ke dalam Kontrak Investasi Kolektif – Efek Beragun Aset (KIK-EBA) Syariah.

Kesimpulan

Investasi saham syariah adalah jenis investasi di mana investor membeli saham perusahaan yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam.

Demikian informasi tentang apa itu investasi saham syariah, keuntungan, dan risikonya. Semoga artikel di atas dapat bermanfaat dan membantu untuk kamu semua.

Baca Juga

Bagikan:

nafa cahyani

Saya merupakan seorang content writer SEO, Teknologi, Finansial, Wisata, Resep Masakan dan lain-lain, Semoga dapat bermanfaat untuk teman semua.